close

Lewat Kampung Mitra, HMTL ITS Gencarkan Sanitasi Masyarakat

Kampus ITS, ITS News – Setelah tahun lalu sukses dengan tema penghijauan, Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat Kampung Mitra (Kammit). Berlokasikan di Kampung Pacar Keling Surabaya, Kammit tahun ini berfokus pada sanitasi masyarakat.

Ketua pelaksana Kammit, Hermanto Viery Butar Butar mengungkapkan bahwa tema sanitasi diangkat untuk meningkatkan kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat. Terdapat tiga kegiatan penyuluhan sanitasi antara lain kerja bakti pembuatan filter saluran drainase, demonstrasi pembuatan sabun, serta penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada anak-anak.

Lelaki yang akrab disapa Mantok ini menyampaikan pembuatan filter atau bar screen bertujuan untuk menyaring sampah dan material-material lain pada saluran drainase. Adapun mekanisme penyaringan ini yaitu bar screen dipasang pada saluran, kemudian sampah yang ikut mengalir akan tertahan pada muka bar screen. “Sampah yang tertahan dapat dengan mudah diambil guna mencegah penyumbatan,” ungkapnya.

Baca Juga :  Konferensi BUiLD 2023: Perguruan Tinggi Ikut Berperan Dalam Membangun Masyarakat Indonesia yang Tahan Bencana

Kali ini, sejumlah tiga buah bar screen yang ukurannya menyesuaikan dimensi masing-masing saluran dipasang. Misalnya saja bar screen yang dipasang pada saluran drainase Rukun Tetangga (RT) 2 dengan lebar 60 sentimeter dengan panjang 55 sentimeter dan kemiringan 60 derajat. Adapun bar screen dibuat menggunakan baja ulir berdiameter 10 milimeter. “Sementara bar screen lainnya dipasang pada saluran drainase RT 1 dan saluran buangan ke sungai,” tuturnya.

Proses pemasangan bar screen pada saluran drainase untuk mencegah penyumbatan saluran oleh sampah

Tidak hanya membantu membuat bar screen, demonstrasi pembuatan sabun cair juga menjadi agenda dalam rangkaian kegiatan Kammit kali ini. Hal ini lantaran sabun cair menjadi salah satu media untuk mewujudkan sanitasi di masyarakat. Mantok menerangkan bahwa beberapa bahan seperti texapon, air, esens, pewarna, dan garam digunakan untuk membuat sabun cair. “Proses pembuatannya dilakukan dengan mudah,” terangnya.

Lebih lanjut terkait pembuatannya, sebanyak 100 gram texapon dan 50 gram garam dilarutkan ke dalam 250 mililiter air. Lalu, esens serta pewarna dapat ditambahkan, dan sabun akan siap digunakan setelah didiamkan selama semalam. Mantok mengulas, penggunaan texapon pada sabun cair berfungsi untuk mengangkat zat-zat kotor. Sedangkan penambahan garam dapat membantu mengangkat lemak pengotor. 

Baca Juga :  Bantu Difabel, Mahasiswa ITS Rancang Kursi Roda Dikendalikan Gerakan Mata
Salah satu panitia, Moza Legitara Kenfariatha sedang mendemonstrasikan pembuatan sabun cair kepada masyarakat Kampung Pacar Keling

Terakhir, sebagai bentuk penyuluhan perilaku sanitasi paling sederhana, pengajaran terkait PHBS juga dilakukan dengan menyasar anak-anak. Melalui agenda ini, penyuluhan terkait perilaku sanitasi sederhana seperti mencuci tangan, memilah sampah, serta perilaku kebiasaan hidup sehat lainnya disampaikan. “Tujuannya agar PHBS bisa diimplementasikan dan menjadi kebiasaan sejak dini,” tegasnya. 

Ketua Rukun Warga (RW) 12 Kampung Pacar Keling, Lukman Warwandono mengungkapkan rasa senangnya dengan diadakan kegiatan Kammit ini. Menurutnya, kegiatan Kammit yang berfokus pada sanitasi dan peduli lingkungan ini selaras dengan program kerja yang dimiliki kampung tersebut. “Saya berharap pembinaan dalam kegiatan Kammit bisa lebih berkembang dan berkelanjutan,” tutup Lukman dengan penuh harap. (HUMAS ITS)