Ambassadors Town Hall Meeting, Ajang Kolaborasi Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi di ASEAN
[Kanal Media Unpad] Universitas Padjadjaran berkolaborasi dengan Institut Pertanian Bogor menggelar “Ambassadors Town Hall Meeting” sebagai bagian dari penyelenggaraan “ASEAN Higher Education Conference 2023” (AHEC) yang digelar di IPB International Convention Center, Bogor, Rabu (9/8/2023). Unpad sendiri merupakan tuan rumah penyelenggaraan AHEC 2023.
Wakil Rektor Bidang Organisasi dan Perencanaan Unpad Prof. Yanyan M. Yani, M.AIR., PhD, menjelaskan, kegiatan ini bertujuan menjembatani kesenjangan kualitas pendidikan antar negara ASEAN. Untuk mengentaskan kesenjangan tersebut, diperlukan sarana untuk berbagi pengalaman serta pendampingan jarak jauh antar perguruan tinggi di ASEAN.
“Kolaborasi inovatif di antara perguruan tinggi ASEAN diperlukan untuk menetapkan standar quality assurance bersama. Pemerintah di kawasan ASEAN harus memberikan pedoman jelas mengenai kolaborasi penelitian serta peran untuk berbagi sumber daya dan keahlian,” ujar Prof. Yanyan.
Selain peran pemerintah, perguruan tinggi di ASEAN juga perlu berkolaborasi untuk mendukung adanya mobilitas sumber daya, baik mahasiswa maupun staf, menyediakan akses informasi bersama, serta menyelenggarakan beragam kegiatan kolaboratif.
Untuk itu, kata Prof. Yanyan, melalui Ambassadors Town Hall Meeting ini, akan disepakati lebih detail mengenai penguatan quality assurance dan peningkatan mobilitas akademik, khususnya di kawasan ASEAN. Detail ini diperlukan agar perguruan tinggi lebih siap menghadapi dinamika dan tantangan perguruan tinggi maupun masyarakat di tingkat global.
Prof. Yanyan melanjutkan, bagi Unpad, AHEC menjadi peluang penguatan kerja sama Unpad di ASEAN. ASEAN dengan keragaman dan kesamaan identitas akan menjadi mitra sejati Unpad dalam upaya meningkatkan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan tinggi.
“Kolaborasi dengan ASEAN akan meningkatkan reputasi akademik Unpad yang secara langsung juga akan meningkatkan peringkat Unpad dalam pemeringkatan universitas di dunia,” kata Prof. Yanyan.
Rektor IPB Prof. Arif Satria mengatakan, perguruan tinggi berperan dalam mencari solusi dari permasalahan global. Di sisi lain, globalisasi dan digitalisasi menuntut perguruan tinggi melakukan transformasi di berbagai aspek, baik di sektor pendidikan hingga pengelolaan kelembagaan.
Untuk itu, kita perlu merangkul bersama untuk menyusun strategi. Kegiatan ini menjadi kesempatan untuk menyusun etik dan kebijakan,” kata Prof. Arif.
Acara yang dihadiri sejumlah duta besar negara sahabat dan perwakilan perguruan tinggi terdiri dari tiga sesi panel. Sesi panel pertama diisi pemateri Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Prof. Nizam, PhD, perwakilan tetap Republik Demokratif Rakyat Laos untuk ASEAN Duta Besar Bovonethat Duoangchak, Duta Besar Misi Jepang untuk ASEAN Kiya Masahiko, serta Sekretaris Ditjen Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Madam Carolina Tinangon.
Sesi ini dimoderatori Dr. Darmansjah Djumala dari Unpad dan pembahas Prof. Dr. Ir. Drajat Martianto, M.Si., dari Institut Pertanian Bogor.
Sesi panel kedua diisi pemateri Direktur Perkumpulan Menteri Pendidikan se-Asia Tenggara Datuk Dr. Habibah Abdul Rahim, perwakilan Kemenlu RI I Gede Ngurah Swajaya, perwakilan tetap Malaysia untuk ASEAN Duta Besar Nur Izzah Wong Mee Choo, dan Kepala Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Sekretariat ASEAN Dr. Roger Y. Chao, Jr.
Sesi panel ketiga diisi pemateri perwakilan tetap Indonesia untuk ASEAN M.I. Derry Arman, perwakilan tetap Filipina untuk ASEAN Hjayceelyn M. Quintana, Duta Besar Misi Australia untuk ASEAN Will Nakervis, Deputi perwakilan tetap Myanmar untuk ASEAN Ngu War Swe, dan Duta Besar Misi India untuk ASEAN Jayant N. Khobragade.*