Dukung Konservasi Keragaman Hayati, ITS Inovasikan Pengawasan Cerdas
Kampus ITS, ITS News – Sistem pengawasan yang baik menjadi salah satu hal terpenting dalam pelaksanaan konservasi hutan. Untuk mengintegrasikan sistem pengawasan tersebut ke dalam sistem barcode, tim Kuliah Kerja Nyata – Pengabdian Masyarakat (KKN-PM) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginisiasi dilakukannya digitalisasi untuk mempermudah sistem pengawasan secara berkala oleh pengelola kawasan hutan.
Dosen pembimbing lapangan, Iska Desmawati SSi Msi menuturkan bahwa untuk KKN-PM ini, inovasi sistem barcode tersebut diterapkan lebih dulu untuk pengawasan di Hutan Sumber Pawon, Kediri. Kawasan Hutan Sumber Pawon ini memiliki luas kurang dari 15 hektare.
Menurut Iska, meskipun memiliki luas wilayah yang kecil, kawasan hutan yang dilindungi kelestariannya ini kaya akan keanekaragaman biota flora dan fauna di dalamnya. “Sebanyak 17 spesies pohon dengan jumlah lebih dari 890 individu ditemukan, di mana di antaranya merupakan spesies langka seperti anggrek hantu,” bebernya.
Melalui sistem barcode, Iska menjelaskan bahwa pengelola kawasan Hutan Sumber Pawon dapat mengawasi flora yang ada di hutan tersebut secara daring. Adapun barcode akan diletakkan di depan pohon atau tanaman untuk mempermudah proses pemindaian. Usai barcode dipindai, berbagai informasi terkait flora tersebut seperti nama spesies, persebaran, status kelangkaan, umur, deskripsi umum, dan manfaat tumbuhan akan muncul.
Lebih lanjut, dosen Departemen Biologi ITS ini megungkapkan bahwa informasi-informasi yang muncul setelah barcode dipindai bersifat real-time atau berdasarkan waktu yang sebenarnya. Hal ini lantaran data mengenai tumbuhan akan selalu diperbarui secara berkala. “Kami merencanakan pembaruan dan pengecekan data dilaksanakan selama tiga bulan hingga enam bulan sekali,” ujarnya.
Adanya upaya pengimplementasian sistem barcode di kawasan Hutan Sumber Pawon ini, dikatakan Iska, mendapat dukungan yang positif dari pengelola dan masyarakat setempat. Bersama tim yang beranggotakan 28 mahasiswa dari Departemen Biologi, Teknik Biomedik, dan Fisika tersebut, Iska mengaku sangat antusias dalam kegiatan ini. “Ke depannya, kami akan pantau dan turut membantu penerapan sistem barcode secara menyeluruh apabila memungkinkan,” tandas perempuan kelahiran Kediri ini.
Terakhir, Iska berharap bahwa adanya sistem barcode gagasan timnya tersebut dapat berkontribusi dalam upaya konservasi kawasan Hutan Sumber Pawon. Sehingga diharapkan juga dapat mengurangi potensi terjadinya pengambilan beberapa jenis spesies tumbuhan. “Selain itu, digitalisasi sistem pengawasan di kawasan hutan ini dapat berpengaruh dalam terwujudnya Desa Tempurejo yang berada di sekitar kawasan Hutan Sumber Pawon sebagai desa digital,” pungkasnya. (HUMAS ITS)