close

Tim Instict ITS Boyong Juara III Kompetisi Jembatan Indonesia

Sunu Juan Arismunandar (tiga dari kiri) dan Renata Isnawati (empat dari kiri) dari Tim Instict ITS saat menerima penghargaan di Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) XVII
Sunu Juan Arismunandar (tiga dari kiri) dan Renata Isnawati (empat dari kiri) dari Tim Instict ITS saat menerima penghargaan di Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) XVII

Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang diwakili Tim Instict sukses mengukir prestasi di ajang tahunan Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) XVII yang berlangsung selama tiga hari dan berakhir Minggu (13/11) lalu. Dalam gelaran yang diadakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) di Universitas Pembangunan Jaya (UPJ), Tangerang Selatan ini ITS berhasil menggaet juara III pada kategori Jembatan Pelengkung.

Pembimbing Tim Instict ITS Prof Ir Ridho Bayuaji ST MT PhD IPM ASEAN Eng menjelaskan, KJI merupakan kompetisi yang mengasah kemampuan mahasiswa dalam mendesain dan menciptakan jembatan. Tim Instict ITS ini terdiri dari dua mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil, yakni Sunu Juan Arismunandar dan Renata Isnawati. “Di sini Tim Instict mendesain jembatan yang berjenis pelengkung atau Arch Steel Bridge,” sebut Ridho.

Sunu Juan Arismunandar dari tim Instict ITS saat menaruh beban di Jembatan Balawan rancangan timnya
Sunu Juan Arismunandar dari tim Instict ITS saat menaruh beban di Jembatan Balawan rancangan timnya

Tim Instict sendiri merancang jembatan pelengkung yang diberi nama Balawan. Ridho mengatakan bahwa nama tersebut berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kokoh. Sehubungan dengan nama tersebut, Tim Instict berharap jembatan yang didesain juga dapat kokoh menopang kebutuhan infrastruktur Indonesia.

Baca Juga :  Wujudkan Kampus Merdeka, Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB Jalin Kerja Sama dengan PT Bio Farma

Pada KJI tahun ini mengambil tema Jembatan yang Kokoh, Ringan, Estetik, dan Futuristik. Sehingga selain kekuatan rangka jembatan menahan beban, hal seperti desain jembatan pun menjadi poin yang krusial dalam penilaian. “Dalam hal ini, Tim Instict pun merancang jembatan yang dilengkapi dengan pemberian warna merah dan biru yang menarik,” tambah Ridho.

Renata Isnawati dari Tim Instict ITS saat menyiapkan Jembatan Balawan untuk melakukan pembebanan di ajang KJI XVII
Renata Isnawati dari Tim Instict ITS saat menyiapkan Jembatan Balawan untuk melakukan pembebanan di ajang KJI XVII

Lebih lanjut ia memaparkan, warna merah di batang Jembatan Balawan artinya tekad yang kuat. Hal ini mencerminkan generasi muda yang bertekad untuk berkontribusi dalam pembangunan negeri. Sedangkan warna biru pada platnya memiliki arti kepercayaan. “Dengan adanya warna tersebut (biru, red) mampu membawa kepercayaan terhadap kekuatan jembatan dan kepercayaan terhadap kekuatan generasi saat ini,” imbuhnya.

Baca Juga :  Siapkan Ekosistem Usaha Rintisan, Fasilkom Universitas Jember Hadirkan Profesor Asal Jerman
(dari kiri) Renata Isnawati, Prof Ir Ridho Bayuaji ST MT PhD IPM ASEAN Eng, dan Sunu Juan Arismunandar saat bersiap merakit Jembatan Balawan di ajang KJI XVII
(dari kiri) Renata Isnawati, Prof Ir Ridho Bayuaji ST MT PhD IPM ASEAN Eng, dan Sunu Juan Arismunandar saat bersiap merakit Jembatan Balawan di ajang KJI XVII

Saat menjalani final, menurut Ridho, Tim Instict berhasil merakit Jembatan Balawan dengan waktu 167 menit dengan baja karbon yang telah disiapkan. Setelah itu, jembatan para peserta diberi beban 5 kilogram sebanyak 12 kali secara bertahap. Setelah diberi beban tercatat bahwa Jembatan Balawan memiliki lendutan sebesar 1,65 milimeter yang menempatkannya sebagai jembatan dengan lendutan terkecil kedua pada kategori Jembatan Pelengkung.

Pada gelaran KJI XVII ini pun hadir satu tim lagi dari ITS untuk kategori Jembatan Rangka Baja, yakni Tim Risomas yang berhasil mendapatkan juara Harapan II. Ridho menyatakan bangga terhadap usaha tim ITS pada KJI tahun ini. “Semoga tim ITS tahun depan mampu memberikan usaha terbaik lagi,” tandas Ridho optimistis. (HUMAS ITS)