Percepat Lulusan Doktor Lewat Beasiswa PMDSU
Jakarta – Sebagai upaya akselerasi sumber daya manusia pendidikan tinggi bergelar doktor, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) telah menyelenggarakan program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) sejak tahun 2013. PMDSU merupakan program beasiswa bagi sarjana unggul untuk melakukan percepatan pendidikan menjadi lulusan doktor dalam waktu empat tahun. Mereka dibimbing oleh promotor handal baik berdasarkan rekam jejak penelitian maupun pendidikan. Hingga kini, peserta PMDSU telah memasuki angkatan keenam (batch VI).
Dalam acara Anjangsana Beasiswa PMDSU Tahun 2022 yang digelar Senin (14/11), Direktur Sumber Daya Ditjen Diktiristek Mohammad Sofwan Effendi menjelaskan bahwa Indonesia harus bangkit dengan beasiswa supaya rasio antara penduduk dengan yang berkualifikasi S-2 dan S-3 semakin sedikit. Ia menyebutkan Ditjen Diktiristek menjadi satu-satunya lembaga yang bisa menyelenggarakan doktor dalam empat tahun.
PMDSU menjadi program terobosan untuk dapat mempercepat lahirnya doktor muda Indonesia. Sofwan menyebut, tahun depan Ditjen Diktiristek mendapat alokasi beasiswa PMDSU dua kali lipat dari saat ini sebanyak 300 penerima.
“Empat tahun lulus doktor maka akan cepat mencapai 2035 dengan kondisi SDM yang unggul. Hal tersebut merupakan keuntungan bagi Indonesia dengan dihuni anak-anak pintar dan cerdas yang siap berkontribusi di berbagai bidang,” ujar Sofwan.
Sofwan berharap para penerima beasiswa PMDSU ini selain memiliki kecerdasan otak dan intelektual, juga memiliki karakter dan integritas yang baik. Dengan demikian, mereka dapat berkontribusi bagi pembangunan dan kemajuan Indonesia di bidang yang mereka sukai.
Sementara itu, Pelaksana tugas Sekretaris Ditjen Diktiristek Tjitjik Srie Tjahjandarie menyampaikan bahwa dalam RPJM atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2024 jumlah SDM bergelar doktor di Indonesia harus sampai pada angka 20 persen. Namun, ia menyebutkan sampai saat ini capaian masih sekitar 16 persen dan harus mengejar 4 persen untuk mencapai target.
“Oleh karena itu, pada tahun ini kita membahas dengan Bappenas (Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional-red.) dan juga DJA (Direktorat Jenderal Anggaran-red.) untuk tahun 2023 nanti Direktorat Sumber Daya dipaksa untuk dapat menargetkan jumlah awardee baru sebesar 300 penerima beasiswa, yang sebelumnya hanya sekitar 150 penerima,” tuturnya.
Tjitjik menambahkan Bappenas memberikan amanat dan mandat jika salah satu akselerasi untuk bisa memenuhi target RPJM yaitu melalui PMDSU.
“Karena apabila melalui program doktor reguler, kita perlu waktu minimal 7 tahun. Namun dengan adanya program PMDSU ini diharapkan kita dapat mencetak doktor dalam waktu 4 tahun. Sehingga saya berharap melalui kegiatan anjangsana ini sebagai bentuk program saling men-trigger satu dengan yang lain untuk selesai on-time atau tepat waktu,” lanjut Tjitjik.
Juniarti Dwi Lestari selaku Koordinator Pembinaan Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Diktiristek menyampaikan kegiatan anjangsana ini diikuti oleh 150 penerima beasiswa PMDSU batch V dari 18 perguruan tinggi. Dalam acara ini, para penerima beasiswa dapat berbagi pengalaman ketika menjalani program doktor di masing-masing kampus.
“Selain itu juga akan memberi motivasi, soft skills, dan kepemimpinan untuk adik-adik para calon dosen dan peneliti di batch ke V ini,” ujar Juniarti.
(YH/DZI/FH/DH/NH/SH/MSF)
Humas Ditjen Diktiristek
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman : www.diktiristek.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Diktiristek
E-Magz Google Play : G-Magz
Tiktok : Ditjen Dikti