Praktisi Mengajar Hadirkan Inspirasi Kehumasan Bagi Mahasiswa Komunikasi
Salah satu kunci keberhasilan Public Relations untuk tampil memukau dan meyakinkan adalah riset. Hal ini Hal ini diungkapkan oleh Fardila Astari, M.Si., IAPR, Communication Director Rajawali Foundation yang juga Wakil Sekretaris Umum Perhumas dalam Program Praktisi Mengajar di Kelas Riset Kehumasan Program Studi S1 Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed (11/11). Lebih lanjut ditambahkan Fardila, kunci dari itu semua adalah riset, karena tidak mungkin aktivitas humas akan berjalan dengan baik bila tidak memiliki data dan informasi yang tepat.
“Salah satu isu dalam pengembangan kompetensi humas adalah dia harus memahami riset, data dan analisis dalam situasi apa pun, termasuk harus mampu membangun strategi berbasiskan perencanaan, kampanye, manajemen krisis, serta monitoring dan evaluasi, “ ungkap Wakil Sekretaris Umum Perhumas dalam kuliah yang dipandu oleh Kilau Riksaning Ayu, M.I.Kom yang sehari-harinya merupakan dosen pada Peminatan Public Relations di Komunikasi Unsoed. Tidak lupa ditambahkan, selain nanti setelah lulus dan menjadi humas untuk mengikuti sertifikasi profesi dan terakreditas dari asosiasi, menjadi sangat penting sekarang bagi program studi untuk memfasilitasi mahasiswanya untuk ber-MBKM.
Kegiatan ini sejatinya merupakan bagian dari skema Praktisi Mengajar yang merupakan salah satu skema aktivitas Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset & Teknologi. Koordinator Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Unsoed, Dr. Wisnu Widjanarko, M.Si., MIPR., CPR mengungkapkan bahwa melalui program praktisi mengajar, mahasiswa berkesempatan untuk belajar dari perspektif industri, dunia usaha maupun kerja. “Ini jadi kesempatan emas untuk mengenal dunia kerja sedini mungkin, sehingga ketika lulus nanti sudah langsung bisa terjun dan beradaptasi apa dan bagaimana yang dilakukan dalam pekerjaan,“ jelas Wisnu yang juga turut mengelola Pusat MBKM di Unsoed.
Sejumlah pertanyaan mengemuka dalam diskusi pada kelas yang digelar secara hybrid di Laboratorium Ilmu Komunikasi tersebut, seperti peran strategis riset dapat menjadi instrumen dalam mengelola reputasi dan menyikapi krisis, serta apa dan bagaimana yang harus disiapkan mahasiswa untuk memasuki dunia kerja kehumasan. “ Selalu mau belajar, selalu berpegang pada data, dan selalu membangun networking, hal-hal tersebut menjadi keharusan bagi seorang humas, kapan pun, di mana pun, baik itu pemula maupun sudah di level top manager sekalipun, “ pungkas Fardila dalam kelas tersebut. Cahya, salah satu mahasiswa mengungkapkan perasaannya terkait kuliah praktisi mengajar ini. “Terima kasih banyak sudah mendatangkan dosen praktisi untuk perkuliahan kali ini. Sangat berharga untuk dilewatkan, karena banyak sekali ilmu yang bisa kami dapat, termasuk persiapan apa saja untuk menjadi PR officer yang baik, ilmu-ilmu yang relevan dengan PR“, urainya.