close

Magang bukan hanya Menimba Ilmu, tetapi Persinggahan Abadi yang Sangat Indah

Hai, namaku Made Dinda Maharani Maulini, mahasiswa semester 4 program studi ilmu administrasi negara Universitas Pendidikan Nasional Denpasar. Kisah inspiratif mengenai program MBKM dimulai pada pertengahan bulan Februari. Pada saat itu, saya harus memilih antara menjadi mahasiswa magang dan menjadi finalis Puteri Ekowisata Bali. Pengumuman yang hadir berbarengan dan yaa dengan pertimbangkan keputusan kedua orang tua, saya harus merelakan mimpiku dan menjalani program MBKM di Kantor Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Bali selama 3 bulan.

            Kegiatan magangku dimulai dari hal yang sangat tidak diduga. Hari pertama magang, saya harus bangun pukul lima pagi dan kabur ke rumah teman karena menghindari kejaran ayahku. Saya menghindarinya karena harus membawa motor yang STNK nya hilang, rasa takut untuk dimarahi membayangi ku saat itu. Hingga pada hari kedua magang saya mengatakan secara jujur kepada ayah dan itu menjadi hari yang sangat berduka. Pagi hari yang dimulai dengan tangisan dan menahan rasa lapar karena dampak dari permasalahan tersebut. Padahal pada hari itu, saya harus membantu anggota divisi untuk menyelesaikan tugas hingga pukul tujuh malam. Rasa lelah dan lapar tersebut bukan hanya hari itu saja. Keesokan harinya, disaat harus mengunjungi forum perangkat daerah Kabupaten Badung, saya mendapatkan banyak sekali pengetahuan yang belum saya ketahui di kampus. Percaya tidak kalau saya baru mengetahui bahwa sekretaris daerah merupakan jajaran tinggi di pemerintahan? Sangat lucu sebagai mahasiswa prodi tersebut saya tidak mengetahuinya. Tapi yang membuat saya bahagia adalah saya mendapatkan jajan dan nasi kotak untuk mengisi perut saya yang kosong dari kemarin.

            Bulan pertama ku bukan hanya masalah itu saja tetapi dengan puji Tuhan saya dapat menyelesaikan semua tugas di Kantor mulai dari kunjungan ke berbagai OPD dan membantu dalam menyelenggarakan kegiatan donor darah dalam rangka memperingati HUT Ombudsman RI ke-22. Kejadian tidak terlupa sesungguhnya ialah, pada tanggal 20 Maret 2022. Pada tanggal 19 Maret 2022, saya dilantik menjadi bendahara Sekehaa Teruna di wilayah saya dan itu berakhir pukul 1 pagi, tetapi saya harus membersihkan makeup kurang lebih hingga pukul 2 pagi pada keesokan harinya. Dengan hanya tidur selama 2 jam saya harus mengayuh sepeda saya ke kantor yang jaraknya kurang lebih 5 km karena terdapat gowes Nampak tilas bersama bapak Wakil Gubernur Bali dan Walikota Denpasar. Saya sangat beruntung menjadi master of ceremony pada kegiatan tersebut. Bukan hanya karena pertama kali menjadi MC di depan para pejabat pada kegiatan tersebut, tetapi saya menjadi MC wanita pertama yang diizinkan secara terhormat memandu acara yang dihadiri pejabat tinggi provinsi. Walaupun saat memandu acara saya melakukan kesalahan karena berhenti cukup lama, tetapi hal tersebut menjadi Penghargaan Tertinggi  di hidup saya.

Baca Juga :  Belajar adalah kunci bagaimana membangun peradaban pola pikir

            Bulan pertama magang ku diakhiri dengan sangat indah. Oh iya saya lupa memberitahu kalian bahwa bulan pertama saya ditempatkan di Bagian Pencegahan. Mengakhiri bulan pertama dengan menyukseskan kegiatan besar mereka yaitu focal point tersebut sangat membanggakan buat saya. Focal point merupakan salah satu program kerja bagian Pencegahan. Kegiatan ini mengundang beberapa dinas menjadi narahubung dalam penanganan pengaduan masyarakat. Pada tahun ini kami mengundang narahubung Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan se-Provinsi Bali. Acara yang sangat besar dan memerlukan penanganan yang ekstra. Sekali lagi saya diberi kesempatan menjadi master of ceremony. Berdiri memandu acara dihadapan 18 pimpinan dinas tersebut.

            Pada bulan kedua magang, saya di tempatkan di bidang Penerimaan dan Verifikasi Laporan. Pada bulan ini tidak ada tugas yang sangat berat yang diberikan, saya hanya membantu sebagaimana mestinya. Pada bulan ini saya merasakan bahwa Ombudsman bukan hanya tempat untuk mencari nilai magang tetapi saya merasakan bahwa ini adalah rumah dan keluarga saya. Pada saat itu saya sangat sedih dan terpuruk karena harus mengakhiri hubungan percintaan dengan kekasih saat itu. Selama masa berkabung tersebut, bukan hanya teman magang saya saja yang menghibur, tetapi para asisten di Ombudsman membantu saya bangkit kembali. Ya, tidak boleh ada lagu sedih yang diputar di kantor. Bahkan saya diajak mengikuti kunjungan-kunjungan keluar kota agar saya tidak memikirkan rasa sedih tersebut bahkan selama perjalanan jika terdengar lagu sedih maka atasan saya akan mengganti chanel pada radio mobil. Berbincang bersama dan sharing pengalaman antar mahasiswa magang dan asisten Ombudsman membuat saya aman serta nyaman berada disana bahkan merasakan mereka orang tua saya yang akan membuat saya berhutang budi dengan kebaikannya.

Baca Juga :  POJOK BACA CINTA #CERITABAIKDARINUSANTARA

            Bulan ketiga di bidang Pemeriksaan Laporan. Bidang yang menjadi inti dari Ombudsman. Disini saya belajar menjadi asisten yang cekatan dan bertanggung jawab. Belajar membuat dan menyusun laporan dari awal pelaporan hingga penutupan sebuah laporan. Tidak ada yang special seperti bulan sebelumnya karena kehidupan sudah kembali normal hanya menjalankan kewajiban sesuai tugas yang diberikan.

            Sekarang bulan terakhir di tempat indah seperti rumah yaitu Kantor Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Bali, Bulan Juni. Yaah sudah diakhir saja, tapi harus meninggalkan kesan yang baik. Mengikuti dan membuat  notulensi acara penandatangan naskah rencana kerja anatara Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Jembrana tentang sinergi penyelenggaraan pelayanan publik di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana menjadi tugas besar terakhir sebelum mengakhiri kewajiban di Ombudsman.

            Saya mengakhiri kegiatan magang pada tanggal 14 Juni 2022 dengan sangat meriah karena bukan hanya saya yang akan meninggalkan tempat ini tetapi juga bapak Kepala Perwakilan yang telah menjabat selama 10 tahun. Sedih dan haru mengiringi perpisahan kami sembari menerbitkan buku beliau sebagai seorang pionir Ombudsman Bali. Sangat beruntung buat saya pada perpisahan magang ini dilakukan oleh bapak Rektor Undiknas Denpasar, tidak seperti mahasiswa lainnya.

            Diatas saya mengatakan bahwa saya memiliki hutang budi yang sangat besar kepada keluarga saya di Ombudsman. Saya siap dipanggil kapan saja untuk membantu mereka. Tepat 10 hari saya kembali dipanggil oleh mereka untuk menyukseskan acara konsinyering yang dilakukan di Hotel Quest Denpasar. Kembali menjadi master of ceremony pada kegiatan penting mereka merupakan sebuah kepercayaan tertinggi yang diberikan oleh sebuah instansi penting dalam kehidupan saya.             Sekian kisah inspiratif saya selama menjalani MBKM program magang di Kantor Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Bali. Naik turun emosi dalam diri tidak menghambat saya menjalani tugas dan kewajiban karena keluarga baru saya selalu membantu dan mendukung. Terima kasih kepada Kepala Perwakilan dan para asisten di Kantor Perwakilan Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Bali.

Sumber:
Universitas Pendidikan Nasional