Mahasiswa KKN-T IPB University Kembangkan Program Eduagrosilvofisheries di Desa Lumbungsari, Ciamis
Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB University memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah masyarakat di luar kampus. Dari delapan kelompok KKN-T yang ditugaskan di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat (Jabar), mahasiswa KKN-T yang berada di Desa Lumbungsari, Kecamatan Lumbung mengembangkan program Eduagrosilvofisheries.
“Setelah melakukan observasi lapang, kami memutuskan untuk mengembangkan program Eduagrosilvofisheries yang berfokus pada peningkatan softskill dan hardskill masyarakat dalam bidang pertanian, agroforestry dan perikanan,” ungkap Parhan Mugini, Koordinator Desa Mahasiswa KKN-T IPB University 05 Ciamis.
Parhan menerangkan, sejumlah program yang dikembangkan diantaranya Belajar Tani (BeTa) dan Penanaman Pohon Multi Purpose Tree Species (MPTS) di kawasan agrowisata Pasir Nyuncung. Pelaksanaan program KKN-T dibimbing oleh Ir Andi Sukendro, MSi, dosen IPB University dari Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan.
“Berbagai program ini kami lakukan tidak lain untuk berbagi wawasan dan pengetahuan bagi kita pribadi dan juga masyarakat serta memberikan gemar bertani sejak dini,” jelas Parhan saat pemaparan program, 27/7.
Kepala Desa Lumbungsari, Iros Cuhrodi, berharap program KKN-T ini dapat memberikan dampak positif dan kebermanfaatan bagi masyarakat desa dan juga mahasiswa IPB University.
Sementara itu, Rizka Rahmah, salah satu anggota KKN-T IPB University menjelaskan, kegiatan penanaman pohon di Pasir Nyuncung menuai respon positif dari masyarakat dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Lumbung. Kegiatan ini mendapatkan sertifikat apresiasi dari Dinas Kehutanan Provinsi Jabar karena telah melakukan penanaman 31 pohon di kawasan agrowisata unggulan Desa Lumbungsari.
Mengingat mayoritas masyarakat berprofesi di bidang pertanian dan perikanan, mahasiswa KKN-T IPB University bersama dengan BPP Lumbung juga mengadakan program Bimbingan Teknis (Bimtek) Budidaya Tanaman Cabai dan Budidaya dan Pengolahan Ikan Nila.
“Masyarakat diajari cara menanam cabai yang benar dan praktek bersama. Peserta diberikan bibit untuk meningkatkan motivasi supaya dapat mengimplementasikan ilmu yang didapat dalam Bimtek. Sementara program Pengolahan Ikan Nila, masyarakat dikenalkan mulai dari budidaya, pengolahan ikan nila menjadi frozen food, hingga branding produk,” tutur Rizka.
Adapun Program BeTa, lanjut dia, bertujuan untuk menumbuhkan rasa kecintaan dan menyadarkan betapa pentingnya pertanian kepada anak-anak. Ditujukan bagi siswa taman kanak-kanak (TK) untuk belajar mengenai ekosistem sawah serta mengenal buah dan sayur dengan gambar-gambar serta permainan.
“Sedangkan untuk siswa sekolah dasar (SD), dilakukan dengan penyampaian materi pertanian dan sayuran sawi. Lalu dilanjut dengan games edukatif berkelompok. Baik TK maupun SD, keduanya diajarkan untuk praktek menanam sayuran sawi,” tambahnya. (*/Rz)