Ditjen Diktiristek Dukung Kolaborasi Perguruan Tinggi dengan Pemerintah Daerah melalui Matching Fund-Kedaireka
Jakarta – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengadakan sosialisasi transformasi pendidikan tinggi melalui Matching Fund-Kedaireka kepada Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) pada Rabu (18/5). Kedaireka merupakan platform program kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), termasuk diantaranya Pemerintah Daerah (pemda) dalam upaya meningkatkan kemandirian bangsa dalam hal reka cipta dengan menghasilkan inovasi yang bisa menyelesaikan permasalahan-permasalahan masyarakat, daerah, dan bangsa. Program Kedaireka dapat membuka kesempatan kolaborasi antara dunia usaha dan industri dengan 4000 perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia, serta hampir 300.000 dosen.
Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam, menuturkan bahwa Kedaireka lahir sebagai katalis kerja sama antara para pemimpin di daerah dan perguruan tinggi dengan mandat tridharma, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Program ini dapat menjadi salah satu sarana penyelenggaraan pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa sekaligus menjadi tempat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, ekonomi, dan sosial di setiap daerah.
“Perguruan Tinggi hadir dengan kampus merdeka, yang tidak hanya belajar di dalam kelas, melainkan juga membangun desa, meningkatkan literasi, meningkatkan hasil perkebunan, sampai membangun desa wisata. Mahasiswa belajar dengan masyarakat. Mahasiswa bisa selama satu tahun membangun desa, kecamatan, dan seluruh tanah air. Dengan demikian, diharapkan dalam waktu singkat dapat menyelesaikan PR untuk mengakselerasi potensi perguruan tinggi demi kesejahteraan dan kemajuan masyarakat, serta mewujudkan kabupaten emas.” jelasnya.
Ada lima tema terkait program Kedaireka, yaitu ekonomi digital, kemandirian kesehatan, ekonomi hijau, pemulihan ekonomi dan pariwisata, serta ekonomi biru. Melalui lima tema, bisa diidentifikasi area yang dapat digunakan untuk kolaborasi dengan perguruan tinggi. Sementara untuk program kolaborasi dengan Apkasi, Kedaireka akan berfokus pada penekanan angka stunting.
Plt. Sekretaris Ditjen Diktiristek Tjitjik Srie Tjahjandari mengungkapkan, Program Kolaborasi Kedaireka akan memberikan dana padanan. Misalnya, jika Pemda mengajukan program pengentasan stunting yang bekerja sama dengan perguruan tinggi, Pemda bisa mengajukan alokasi anggaran untuk mendapatkan dana padanan. Dengan adanya dana padanan, area bisa diperluas dan area intervensi bisa diperdalam.
“Ini adalah peluang yang besar di mana Pemerintah daerah bisa mengetahui tahun ini. Di tahun depan, diharapkan peran serta pemda dalam program Kedaireka bisa ditingkatkan bukan hanya satu wilayah intervensi tertentu, melainkan juga wilayah intervensi lainnya. Kami menyediakan 56% dana matching dari Kemdikbudristek dan 44% dana kemitraan. Kolaborasi bukan hanya berfokus untuk pengentasan permasalahan, tetapi juga dapat meningkatkan produktivitas pemerintah daerah ke tingkat nasional dan internasional.” ungkapnya.
Hingga saat ini, sudah ada beberapa contoh program Kedaireka yang sudah berjalan, seperti kolaborasi IPB dengan pemerintah NTT untuk mengatasi masalah stunting, dan juga kolaborasi Universitas Negeri Makassar dengan pemerintah Gowa untuk industri kelapa terpadu. Program-program seperti itu bisa menjadi area yang dapat dikolaborasikan bersama perguruan tinggi.
Tjitjik menambahkan, dari dua batch program yang sudah dibuka, terlihat antusiasme yang sangat besar dari ekspektasi yang diperkirakan. Proposal yang masuk berjumlah 3.540 proposal. Berdasarkan proposal yang masuk tersebut, 69% menyasar lima tema yang ada, sedangkan 31% memiliki tema yang bersifat umum. Total dana matching fund yang diusulkan untuk proposal-proposal tersebut mencapai 4,6 triliun, sedangkan total dana kontribusi dari mitra usaha dan mitra industri, termasuk mitra Pemda adalah sebesar 4,662 triliun.
“Dengan adanya usulan 4,6 triliun, sementara dana yang tersedia hanya 1 triliun, maka tingkat kompetitifnya akan semakin tinggi. Oleh karenanya, dari Pemda melalui Apkasi dapat mulai lebih awal menyiapkan program secara seksama dan diharapkan memiliki kualitas yang lebih.” jelasnya.
Pemasukan proposal untuk tahun 2023 akan dibuka pada tahun 2022. Oleh karena itu, Apkasi diharapkan dapat mempersiapkan program secara lebih matang. Melalui Apkasi, diharapkan kolaborasi antara Pemda dan Perguruan tinggi dapat ditingkatkan sehingga dapat terbangun pemerintah daerah yang berdaya guna dan kompetitif untuk menyelesaikan permasalahan secara lebih sistematis.
(YH/DZI/FH/DH/NH/SH/MSF)
Humas Ditjen Diktiristek
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman : www.diktiristek.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Diktiristek
E-Magz Google Play : G-Magz
Tiktok : Ditjen Dikti