Bersama LPDP, ITS Siap Menjadi Pionir dalam Riset dan Inovasi
Kampus ITS, ITS News – Sebagai institusi pionir dalam riset dan inovasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) digandeng oleh Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) untuk menggelar kunjungan virtual dan talkshow sebagai rangkaian Program Persiapan Keberangkatan Angkatan 184 Penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI). Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid di Ruang Teleconference Gedung Rektorat ITS dan melalui Zoom Meeting, Kamis (31/3).
Direktur Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi (DIKST) ITS Agus Muhamad Hatta ST MSi PhD mengatakan, ITS saat ini sedang berjuang untuk menjadi institusi yang giat akan riset dan inovasi. “Pada 2035 nanti, ITS akan bekerja keras menciptakan institusi yang bersifat kewirausahaan. Tentu ini merupakan tantangan besar bagi kami ke depannya,” ucapnya.
Dosen yang biasa disapa Hatta tersebut mengatakan, saat ini ITS memiliki empat klaster sains teknologi. Di antaranya adalah pusat desain kreatif yang menciptakan produk ramah lingkungan dan memiliki nilai ekonomi tinggi, pusat otomotif yang membentuk transportasi hemat energi, pusat maritim yang menunjang pengembangan teknologi maritim Indonesia, serta pusat information and communication technology (ICT) dan robotika yang menciptakan robot otonom maupun fasilitas lainnya yang berbentuk sederhana dan efisien.
Dalam sesi ini, alumnus doktoral Technological University Dublin, Irlandia itu menjelaskan bahwa Science Techno Park (STP) ITS merupakan kawasan khusus yang diorganisasikan secara profesional dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas sekitar. “Tak hanya itu, STP mendorong perekonomian secara berkelanjutan melalui penerapan ilmu dan teknologi,” jelasnya.
Dosen Departemen Teknik Fisika ITS tersebut membeberkan, ITS sudah banyak berkontribusi kepada beberapa perusahaan maupun negara Indonesia di berbagai bidang keilmuan. Mulai dari sepeda motor listrik GESITS, pembangunan eksterior dan interior car body Light Rail Transit (LRT), perahu otonom, dan berbagai karya inovatif lainnya. “Kami juga berperan besar saat pandemi Covid-19, ITS bersama Universitas Airlangga (Unair) berhasil menciptakan robot medical assistant RAISA,” bebernya.
Lebih lanjut, Hatta menerangkan bahwa saat ini STP sedang berupaya keras untuk mendidik mahasiswa maupun tenaga kependidikan (tendik) untuk menjadi seorang inovator. Ia juga berpendapat bahwa untuk mendidik seorang inovator, dibutuhkan beberapa fasilitas dan lingkungan yang mendukung seperti kerja sama tim, pemecahan masalah interdisiplin, dan motivasi yang kuat.
Selain itu, Hatta juga berpendapat, mindset inovator harus dikembangkan oleh diri sendiri. Mahasiswa atau tendik harus bisa memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, mudah diajak berkolaborasi, dan beberapa cara lainnya. “Kreativitas juga merupakan indikator penting dari seorang inovator. Kemampuannya dalam berpikir out of the box merupakan keunikan tersendiri,” katanya.
Terakhir, Hatta berharap bahwa mahasiswa, tendik, maupun pihak lainnya dapat berkolaborasi bersama dengan baik. “Kolaborasi adalah kunci dari inovator. Kolaborasi diawali dengan mau mendengarkan dan belajar dari perspektif berbeda yang dimiliki oleh orang lain,” tutupnya dengan penuh harap. (HUMAS ITS)