close

Tim Mahasiswa ITS Berjaya di East Java Data Hackathon 2022

Tim-tim dari ITS yang sukses meraih juara dalam kompetisi East Java Data Hackathon 2022
Tim-tim dari ITS yang sukses meraih juara dalam kompetisi East Java Data Hackathon 2022

Kampus ITS, ITS News – Prestasi gemilang kembali berhasil diukir oleh sivitas akademika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di tingkat nasional. Kali ini, dua tim mahasiswa ITS berhasil membawa pulang gelar juara I dan II dalam ajang East Java Data Hackathon yang diadakan oleh Junior Chamber Indonesia (JCI) East Java dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Timur, Minggu (20/11) lalu.

Adalah Bramandika, Nanda Novenia Shinta Hapsari, Lilik Setyaningsih, Jihan Nabilah, dan Wahidatul Wardah Al Maulidiyah dari Departemen Statistika yang tergabung dalam Tim Horeee sebagai peraih juara I. Sedangkan juara II diraih oleh Tim Plan A yang beranggotakan Muhammad Arif Nuriman, Nabila Aprillia, Jesselyne Amadea, Liefran Satrio Sim, dan Zada Alfarras Rasendriya dari Departemen Sistem Informasi. Kedua tim berhasil bersaing dengan 22 tim dari universitas se-Jawa Timur dalam perlombaan yang diselenggarakan di Singapore National Academic (SNA), Waru, Sidoarjo ini.

Pada kompetisi Data Hackathon ini, peserta ditantang untuk mengolah data UMKM Dinas Koperasi Jawa Timur, di mana dari hasil analisis data tersebut peserta menyajikan rekomendasi strategi pengembangan potensi UMKM di Jawa Timur. Bramandika, Ketua Tim Horeee mengungkapkan bahwa timnya mengangkat topik Tantangan Penetrasi Teknologi Terhadap Perkembangan UMKM di Jawa Timur. “Kami menganalisis akar permasalahan dari mengapa penetrasi teknologi belum maksimal,” ungkapnya.

Baca Juga :  3000 Wirausahawan Mahasiswa Indonesia Ikuti KMI Expo XIII Tahun 2022

Mahasiswa yang biasa disapa Bram ini menjelaskan, berangkat dari topik tersebut ditemukan tiga akar permasalahan utama yaitu kurangnya infrastruktur digital, pelatihan digital, dan bantuan modal. Berdasarkan data yang telah dianalisis, tim yang dibimbing oleh Dr Dra Kartika Fithriasari MSi ini membuktikan bahwa terdapat 28 daerah di Jawa Timur dengan infrastruktur digital yang buruk, sedangkan pelatihan digital selama ini diadakan secara daring. “Dari masalah sederhana tersebut kami menemukan solusi yang efektif,” imbuhnya.

Infografis dari Tim Horeee ITS yang berhasil meraih juara I dalam East Java Data Hackathon 2022
Infografis dari Tim Horeee ITS yang berhasil meraih juara I dalam East Java Data Hackathon 2022

Menggunakan metode analisis support vector regression serta software statistika R dan Microsoft Excel, Tim Horeee menawarkan tiga rekomendasi solusi. Yakni pembangunan infrastruktur digital bagi tiga wilayah terendah, pengadaan pelatihan secara luring, dan pemanfaatan data Night Time Light untuk mengetahui jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). “Kami memberikan solusi yang mudah untuk diterapkan dari analisis data yang kami sajikan,” ujar Bram.

Sementara itu, peraih juara II Tim Plan A mengusung topik bertajuk Peer-to-Peer Lending sebagai Penyelesaian Masalah Legalitas dan Permodalan bagi UMKM di Jawa Timur. Liefran, salah satu anggota tim menjelaskan bahwa berdasarkan krisis finansial 1988 dan 2008, UMKM memiliki peran penting dalam menghadapi resesi yang terjadi. “UMKM menjadi perisai utama Indonesia dalam menghadapi resesi,” ungkap mahasiswa semester 5 ini.

Baca Juga :  Mahasiswa UMSU Medan Ukir Prestasi di Spanyol

Berdasarkan topik tersebut, tim dengan dosen pembimbing Ahmad Mukhlason SKom MSc PhD ini menemukan dua rumusan masalah yang dihadapi UMKM, yaitu belum memiliki legalitas dan kurangnya modal usaha. Tim tersebut selanjutnya menemukan solusi yang sesuai dengan mengembangkan metode Peer-to-Peer Lending (P2PL) yang selama ini masih diragukan banyak pihak karena risiko gagal bayar. “Masih banyak orang yang takut menerapkannya meskipun tahu itu solusi yang baik,” ujar Liefran.

Infografis dari Tim Plan A ITS, peraih juara II pada East Java Data Hackathon 2022
Infografis dari Tim Plan A ITS, peraih juara II pada East Java Data Hackathon 2022

Ia juga menjelaskan, dengan metode predictive analytics serta software Tableau dan Python yang digunakan oleh timnya dalam pengolahan data, dibuktikan bahwa tingkat keberhasilan bayar dalam metode P2PL berada di atas 90 persen. Oleh karena itu, Tim Plan A memberikan tiga alternatif solusi bagi pemerintah Jawa Timur untuk melakukan kemitraan dengan P2PL platform, pencanangan program Jatim Bisa, dan kampanye bagi generasi muda.

Di akhir, Liefran mengatakan bahwa perlombaan yang berlangsung 60 jam ini menantang tim tentang bagaimana melakukan analisis data yang tepat dalam menemukan masalah untuk kemudian dicari alternatif solusi yang sesuai. “Intinya bagaimana cara kami bisa menemukan masalah dari data lalu menyajikan hasil analisis kami ke dalam solusi yang terbaik,” pungkasnya. (HUMAS ITS)