close

Selayang pandang Program Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila Universitas Tanjungpura

Pengembangan potensi  peserta didik yang berkarakter termasuk dalam salah satu tujuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Renstra Kemendikbud 2020-2024). Sasaran yang ingin dicapai berkaitan dengan pengembangan potensi peserta didik yang berkarakter adalah menguatnya karakter peserta didik. Selanjutnya, dalam arahan kebijakan RPJMN 2020-2024 adalah Revolusi Mental dan pembinaan ideologi Pancasila untuk memperkukuh ketahanan budaya bangsa dan membentuk mentalitas bangsa yang maju, modern, dan berkarakter. Dalam melaksanakan arahan kebijakan ini terdapat tiga strategi, yakni

  1. Revolusi Mental dalam sistem pendidikan untuk memperkuat nilai integritas, etos kerja, gotong royong, dan budi pekerti;
  2.  Revolusi Mental dalam tata kelola pemerintahan untuk penguatan budaya birokrasi yang bersih, melayani dan responsif;
  3. Pembinaan ideologi Pancasila, pendidikan kewargaan, wawasan kebangsaan, dan bela negara untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme dan patriotisme.

Adapun Visi Kemendikbud 2020-2024 adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung Visi dan Misi Presiden untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong dan berkebhinekaan global.

Dalam mencapai Visi Kemendikbud 2020-2024, Rektor Universitas Tanjungpura menerbitkan peraturan melalui Surat Keputusan Rektor Universitas Tanjungpura nomor 2810/UN22/PP/2020 tentang Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila di Universitas Tanjungpura. Peraturan ini menetapkan Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila agar dimasukkan  dalam kurikulum sarjana Strata I dan Diploma, sebagai salah satu persyaratan seminar usulan penelitian bagi Strata I dan Diploma, dan nilai kelulusan Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila minimal B (Baik). Keputusan Rektor ini merupakan hasil evaluasi dari kegiatan Pendidikan Karakter UNTAN yang telah berjalan sejak tahun 2012.

Baca Juga :  Pertemuan dengan Rektor, Dirjen Diktiristek Meminta PTN-BH Bijaksana Tentukan Skema Pembayaran UKT

Pendikar Pancasila UNTAN saat ini memiliki kegiatan-kegiatan utama sebagai berikut:

1. Persaudaraan antar fakultas/jurusan

Persaudaraan dibangun dalam keluarga kecil yang dinamakan keluarga Pendikar Pancasila UNTAN. Uniknya adalah keluarga kecil ini dibentuk melalui beberapa kali penyaringan: pertama dari 7000-an mahasiswa baru UNTAN dibagi kedalam 6 (enam) agama yang berbeda (Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha dan Konghucu). Kedua, masing-masing kelompok agama dipisahkan menurut gender laki-laki dan perempuan. Ketiga, pembentukan keluarga kecil yang terdiri 10-11 mahasiswa yang berasal dari 9 (sembilan) fakultas yang berbeda. Dalam keluarga kecil ini mahasiswa saling berkenalan-berinteraksi-berkomunikasi intensif, saling mempelajari disiplin ilmu yang berbeda dan tentu juga etnis/suku, golongan serta adat istiadat yang berbeda.

2. Persaudaraan antar agama/keyakinan

Setelah terbentuk keluarga kecil pendikar, masing-masing anggota keluarga ditugaskan secara intensif untuk saling berinteraksi, berkomunikasi, bertukar pikiran, saling memahami dan menghormati keyakinan dengan individu dari anggota keluarga pendikar yang berbeda agama secara rutin sepekan sekali dan dengan individu yang berbeda lagi setiap pekannya.

3. Memahami Kitab Suci masing-masing

Setiap mahasiswa mempunyai kewajiban membaca dan memahami kitab suci agamanya masing-masing yang berbahasa Indonesia. Misalnya, mahasiswa muslim mempunyai target membaca dan memahami terjemahan Al Quran sebanyak 7 (tujuh) halaman perhari sehingga diperkirakan akan khatam selama 3 (tiga) bulan. Kegiatan ini sekaligus membentengi mahasiswa dari pemahaman parsial Kitab Suci yang menyimpang. Dengan pemahaman Kitab Suci yang holistik komprehensif maka mahasiswa tidak mudah dicuci otak (brainwash) oleh paham intoleran, radikalisme dan terorisme.

Baca Juga :  Pertama, Startup Alumnus ITS Gagas Inovasi Desain Produk dari Agel

4. Mempengaruhi ekosistem media sosial

Kegiatan ini memberikan literasi media sosial bagi mahasiswa. Seluruh mahasiswa berkewajiban membuat status harian yang diambil dari Kitab Suci dan mensosialisasikannya ke teman, kerabat atau orang lain di media sosial.

5. Menjalankan ibadah masing-masing

Kegiatan ini ditujukan untuk menumbuhkan keyakinan dan ketaatan mahasiswa dalam melaksanakan ajaran agama/kepercayaannya masing-masing.

6. Rutin mengisi buku harian (logbook)

Kegiatan ini dimaksudkan agar mahasiswa secara sadar disiplin mengevaluasi diri agar mampu menemukan kelemahan diri dan memperbaikinya kedepan.

7. Membuat portofolio diri

Kegiatan ini diawali dengan mengikuti webinar berkala oleh narasumber nasional yang kompeten dalam menyampaikan nilai karakter utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yakni religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas. Setiap selesai webinar, mahasiswa membuat portofolio diri yang sesuai dengan tema karakter dan menjadikannya status media sosial masing-masing.

Kegiatan-kegiatan pendikar di atas memiliki instrumen penilaian dan evaluasi rinci dalam rangka semangat perbaikan yang terus-menerus (continuous improvement) demi mewujudkan salah satu program nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yakni penguatan pendidikan karakter bangsa.

Terakhir, Program Pendikar Pancasila UNTAN senafas dan selaras dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang saat ini sedang dijalankan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

Nb. Dokumentasi kegiatan Pendikar Pancasila UNTAN dapat diakses melalui https://web.facebook.com/PendikarUNTAN