close

Manfaatkan Panel Surya, Abmas ITS Bantu Pengairan Warga

Foto bersama tim KKN Abmas Departemen Fisika ITS dan warga Dusun Winong, Karanganyar

Kampus ITS, ITS News — Keterbatasan pasokan tenaga listrik sering kali menghambat pemenuhan  aktivitas kebutuhan masyarakat. Situasi ini mendorong tim Kuliah kerja Nyata dan Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Departemen Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam mengembangkan sistem kelistrikan berbasis panel surya guna mendukung penyediaan air bersih warga.

Ketua tim KKN Abmas, Dr Suyatno MSi, mengungkapkan bahwa penduduk Dusun Winong, Jawa Tengah, masih bergantung pada pasokan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Keadaan ini diperparah oleh seringnya pemadaman listrik yang kerap menimbulkan kendala dalam pemenuhan kebutuhan air bersih warga. “Untuk mengatasinya, kami mencoba memperkenalkan panel surya yang dapat menghasilkan energi secara gratis dan tidak akan pernah habis,” ucapnya.

Pria yang kerap disapa Yatno ini menjelaskan, tenaga listrik dari panel surya yang telah dipasang difungsikan sebagai sumber tegangan bila diperlukan untuk mengoperasikan pompa air bagi masyarakat. Selain itu, pompa ini berperan sebagai perangkat utama dalam menjalankan siklus pemenuhan kebutuhan air bersih untuk konsumsi sehari-hari. Tak hanya itu, teknologi ini juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengaliran air guna keperluan irigasi sawah masyarakat.

Baca Juga :  Unsyiah Kukuhkan Dua Profesor Baru

Pada implementasinya, sistem ini beroperasi dengan konsep kombinasi antara panel surya, baterai, dan sumber daya listrik dari PLN. Yatno menjelaskan, baterai berfungsi sebagai penampungan energi surya berlebihan, sementara daya listrik dari PLN digunakan saat baterai kehilangan daya. Melalui integrasi sistem ini, distribusi air bersih kepada warga yang sebelumnya sering mengalami kendala dapat diatasi. “Bahkan pada saat terjadinya pemadaman listrik,” tambahnya.

Tampak samping PAMDes Dusun Winong yang telah terpasangi panel surya

Di samping itu, dari segi ekonomi, penduduk dapat mengurangi hampir separuh dari biaya bulanan yang biasanya dikeluarkan untuk listrik. Menurutnya, pengurangan biaya yang signifikan tersebut dapat dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan lain masyarakat. “Dari perspektif pendidikan pun penduduk dapat lebih akrab dengan teknologi dan dapat dikembangkan untuk mengatasi permasalahan lainnya,” tuturnya.

Partisipasi yang dilakukan oleh Kepala Laboratorium Instrumentasi, Elektronika, dan Akustika ini tentunya melibatkan banyak pihak, tidak hanya dosen, tetapi juga mahasiswa dari Departemen Fisika ITS. Respons positif yang diterima dari masyarakat juga menjadi pendorong utama bagi Yatno untuk mengambil langkah-langkah lebih lanjut guna memperluas cakupan wilayah dan meningkatkan dampak positif dari upaya pengabdian mereka.

Baca Juga :  Membanggakan, ITS Bawa Pulang Empat Penghargaan di KBGI 2024

Dengan dukungan yang diterima, Yatno dan tim memiliki tekad kuat untuk menjelajahi peluang baru dan mengeksplorasi bidang pengabdian masyarakat yang lebih luas. Rencananya termasuk memperluas kolaborasi dengan komunitas lokal, memanfaatkan teknologi dan pengetahuan terkini untuk memberikan kontribusi yang lebih signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Melalui inisiatif ini, Yatno dan tim berharap sistem kelistrikan berbasis energi matahari dapat menjadi pionir untuk digunakan dalam memberikan solusi yang berkelanjutan. Dengan demikian, tidak hanya lebih banyak warga yang terbantu, tetapi juga polusi akibat pembangkitan listrik dapat dikurangi. “Tidak hanya berkontribusi untuk masyarakat, tetapi kita juga dapat berkontribusi untuk penyelamatan lingkungan,” pungkasnya penuh optimis. (HUMAS ITS)