Mahasiswa ITS Gagas Konsep Ruang Umum Komunal
Kampus ITS, ITS News – Prestasi di bidang inovasi kembali diraih oleh mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Kali ini, melalui rancangan infrastruktur jalan dan persimpangan, tiga mahasiswa Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITS menyuguhkan ide pemanfaatan koridor jalan sebagai ruang umum komunal.
Gagasan inovatif itu pun akhirnya berhasil mendapat gelar sebagai 10 tulisan terbaik dalam kompetisi karya tulis Institut Studi Transportasi (Instran), beberapa waktu lalu. Ketiganya adalah Ariq Ridhwan Arya, Dimas Wahyu Aji, dan Caesaryo Arif yang menjadi otak dalam rancangan inovasi tersebut.
Menyorot isu kondisi jalan di Indonesia yang masih berorientasi pada kendaraan bermotor, tiga serangkai ini membangun model jalan yang menyatukan keseluruhan aspek, baik kendaraan bermotor, pejalan kaki, maupun bisnis dan aktivitas di sekitarnya.
Dijelaskan oleh ketua tim, Ariq Ridhwan Arya, konsep yang diusung dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan karakteristiknya, yaitu jalanan dan persimpangan. “Kami menggagas pengembangan jalan, pemanfaatan ruang terbuka, dan pengakomodasian Energi Baru Terbarukan (EBT),” ungkap Ariq saat ditanya terkait sistem rancangannya.
Sebagai contoh, mahasiswa angkatan 2019 tersebut menunjukkan model jalan satu arah tanpa persimpangan. Ariq menuturkan, konsep utamanya adalah memaksimalkan jalur pejalan kaki yang lebih luas tanpa mengganggu jalur kendaraan bermotor. Bahkan, dalam model rancangan tersebut terihat area parkir terstruktur dan tempat berteduh yang disertai panel surya atau panel energi kinetik sebagai sumber tenaga.
Lebih lanjut, Ariq menyebut timnya mengusulkan beberapa kebijakan untuk mendukung inovasi revitalisasi jalan tersebut. “Yang paling mendasar adalah membatasi kendaraan pribadi serta memaksimalkan penggunaan kendaraan umum,” ungkapnya. Hal tersebut bertujuan untuk menekan jumlah kendaraan bermotor sekaligus menciptakan budaya berjalan kaki di Indonesia.
Dalam menyusun gagasan tersebut, Ariq menuturkan bahwa pengembangan konsep jalanan dan persimpangan ini cocok diterapkan ke kota-kota besar yang memiliki aktivitas beragam, mulai dari aktivitas manusia, perdagangan, perkantoran, dan lain sebagainya. Tak terkecuali, mahasiswa asal Solo ini mengatakan bahwa rancangannya berupa konsep yang harus diapdaptasi dalam setiap kondisi jalanan dan persimpangan.
Ariq menambahkan, gagasan 10 tulisan terbaik dalam kompetisi karya tulis ini akan diterbitkan dalam buku kumpulan inovasi oleh Instran. Ia berharap, buku yang memuat inovasinya tersebut dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah untuk mengembangkan sistem transportasi yang lebih baik. “Semoga prestasi ini menjadi batu loncatan bagi kami ke depannya untuk mengembangkan inovasi di bidang lain,” ungkap Ariq penuh harap. (HUMAS ITS)