close

Kampus Merdeka, Solusi Melahirkan Generasi Berkualitas Berbasis IPTEK

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbudristek, Nizam, mengungkapkan bahwa Indonesia harus meningkatkan kesiapannya dalam memasuki bonus demografi. Pasalnya, pergerakan ekonomi dunia saat ini, lebih dari 50% ada di Asia dibarengi dengan bonus demografi yang sedang dialami oleh negara-negara di ASEAN. Untuk itu, pembangunan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan tinggi menjadi tantangan besar yang dihadapi saat ini.

“Kita semua tahu bahwa kunci kemajuan itu terletak di sumber daya manusia tadi, ini menjadi tantangan besar untuk kita,” papar Nizam pada acara Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) bertajuk “Solusi Kebijakan atas Problematika Perguruan Tinggi Guna Melahirkan Generasi Berkualitas dan Berbudi Pekerti Luhur Berbasis Penguasaan IPTEK”, Jumat (15/06).

Di samping itu, Nizam menyoroti bahwa era revolusi industri 4.0 telah mendisrupsi dan menghilangkan pekerjaan-pekerjaan yang sudah mapan. Akan banyak perkerjaan yang berubah, tetapi peluang lahirnya pekerjaan baru jauh lebih banyak dibandingkan pekerjaan yang hilang. Untuk itu dibutuhkan SDM dengan kreativitas, inovasi, dan kompetensi baru.

Baca Juga :  Ditjen Diktiristek Raih 4 Penghargaan di AHI 2022

“Hal tersebut menjadi tantangan besar bagi dunia pendidikan, menyiapkan _skill_ dan kompetensi baru yang saat ini belum ada, menyiapkan untuk suatu dunia kerja, kita menyiapkan anak-anak kita untuk kreatif, adaptif, _problem solver_ serta menyiapkan untuk bisa menghadapi dunia digital yang sangat-sangat luar biasa mendisrupsi kehidupan kita ini,” ungkapnya.

Menurutnya, untuk membangun pendidikan tinggi harus sesuai dengan tridarma. Pertama, kebekerjaan lulusan menjadi sangat penting, dan tidak sekadar menghasilkan lulusan, tetapi lulusan yang betul-betul produktif bagi kemajuan dirinya, secara kolektif bagi kemajuan bangsa. Kedua, melalui penelitian karena ekonomi Indonesia tidak lagi dapat mengandalkan sumber daya alam tetapi dari inovasi yang lahir dari perguruan tinggi. Ketiga, pengabdian masyarakat untuk mengembangkan masyarakat yang tercerahkan.

Baca Juga :  Universitas Andalas (Unand) Tergabung Dalam 16 Perguruan Tinggi Indonesia Masuk Daftar Pemeringkatan Universitas Dunia

“Kita tidak ingin perguruan tinggi itu menjadi mata rantai yang lulusannya tidak relevan dengan dunia kerja, yang karya-karya inovasinya tidak nyambung dengan kebutuhan dunia kerja. Dan inilah Mas Menteri mentransformasi perguruan tinggi melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” imbuh Nizam.

Program tersebut merupakan upaya untuk mengakselerasi SDM unggul yang dibutuhkan, dengan adanya kegiatan-kegiatan mahasiswa yang dirancang dalam sembilan kegiatan Kampus Merdeka, mulai dari pertukaran mahasiswa, magang, kampus mengajar, penelitian, proyek kemanusiaan, kewirausahaan, studi independen, membangun desa hingga bela negara.
(YH/DZI/FH/DH/NH/SH/BMQ)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman : www.dikti.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Dikti
E-Magz Google Play : G-Magz