Menteri Desa Perkuat Sinergi dengan Unib untuk Wujudkan Pembangunan Desa yang Berdampak
Kunjungan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), H. Yandri Susanto, bersama istri, Ratu Rachmatu Zakiyah, dalam acara Homecoming puncak Dies Natalis ke-43 Universitas Bengkulu (Unib) pada Sabtu (26/4/2025), tidak hanya menjadi ajang silaturahmi antar alumni, tetapi juga menjadi momen penting untuk mempererat kolaborasi strategis antara Kemendes PDTT dan Unib dalam mendukung program pembangunan desa yang berkelanjutan dan berdampak luas.

“Kampus ini adalah tempat saya dibesarkan, tempat saya menimba ilmu dan pengalaman. Kini saya dipercaya Presiden Prabowo Subianto untuk mengemban amanah sebagai Menteri Desa,” ujar Yandri, yang merupakan putra daerah asli Bengkulu, kelahiran Desa Palak Siring, Kecamatan Kedurang, Kabupaten Bengkulu Selatan.
Dalam sambutannya, Yandri menekankan pentingnya memandang desa sebagai fondasi utama pembangunan nasional. “Saya ini anak kampung, anak petani. Mari bersama-sama kita bangun desa, karena kemajuan bangsa tidak lepas dari kemajuan desa,” ajaknya.
Yandri menyebutkan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 75 ribu desa, termasuk 1.341 desa di Provinsi Bengkulu. Hal ini menjadikan desa sebagai kata kunci dalam pembangunan nasional. Tagline Kemendes PDTT, Bangun Desa, Bangun Indonesia: Desa Terdepan untuk Indonesia, sejalan dengan Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo, yaitu membangun dari desa sebagai upaya pemerataan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
“Membangun desa adalah membangun Indonesia. Mengabaikan desa berarti mengabaikan pembangunan nasional,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan tentang risiko urbanisasi berlebihan yang terjadi di negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan, yang berdampak pada krisis pangan, stagnasi ekonomi, dan ketimpangan demografi. Karena itu, menurutnya, Indonesia harus fokus pada penguatan desa agar menjadi pusat pertumbuhan yang inklusif.
Untuk itu, Yandri mendorong perguruan tinggi, khususnya Universitas Bengkulu, agar berperan aktif dalam program pembangunan desa melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Salah satu bentuk konkret yang ditawarkan adalah kerja sama dalam implementasi 12 Rencana Aksi Bangun Desa, Bangun Indonesia, yang mencakup revitalisasi BUMDes, pendirian Koperasi Merah Putih, ketahanan pangan, desa swasembada energi dan air, hilirisasi produk desa, digitalisasi desa, hingga pengembangan desa wisata.
“Kami mengajak Unib untuk berkolaborasi secara nyata. Misalnya melalui pelaksanaan KKN tematik yang berfokus pada pemberdayaan desa sesuai potensi lokal,” ungkap Yandri.
Ia bahkan mengajak para alumni dan sarjana muda untuk kembali ke desa dan membangun ekonomi lokal. “Kita harus ubah paradigma bahwa hidup di kota lebih menjanjikan. Tinggal di desa pun bisa sejahtera bila ada inovasi dan kemauan,” katanya menantang.
Dalam rangka memperkuat komitmen tersebut, dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Menteri Desa Yandri Susanto dan Rektor Unib, Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E., M.Sc., disaksikan oleh Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan, Drs. F.X. Nugroho Setijo Nagoro, serta Kepala Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dr. Agustomi Masik.
Dr. Agustomi, yang juga putra Bengkulu dan pernah menempuh pendidikan di Unib sebelum melanjutkan studi ke ITB, menyatakan kebanggaannya bisa kembali ke almamater. Ia optimistis kerja sama dengan Unib akan mempercepat kemajuan desa-desa di Bengkulu, bahkan melampaui daerah lain di Indonesia.
Rektor Unib, Dr. Retno Agustina Ekaputri, menyambut positif kerja sama ini dan menyatakan dukungan penuh terhadap implementasi 12 Rencana Aksi Kemendes PDTT.
“Kehadiran Pak Menteri bersama para Dirjen, Gubernur, Wakil Gubernur, Wali Kota, serta pejabat lainnya yang juga alumni Unib, menjadi bukti nyata kontribusi universitas ini dalam mencetak pemimpin bangsa. Kami optimistis, Universitas Bengkulu akan terus tumbuh menjadi perguruan tinggi unggul yang memberi dampak besar bagi kemajuan masyarakat dan bangsa,” tutup Rektor Retno. [Purna Herawan | Humas Unib].