Refleksi Kualitas SDM Perguruan Tinggi melalui Seminar Internasional IDCP
Jakarta — Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) menggelar Seminar Internasional Inti Dasar Capaian Pendidikan (IDCP) bertema “Valued-Based Mindset For Higher Education”, Rabu (23/11).
IDCP merupakan kristalisasi pemikiran pendidikan tinggi yang berupaya mengembangkan kompetensi, knowledge skill, dan attitude dengan penekanan dua aspek. Pertama, spiritualitas dalam keberagamaan yang inklusif dan menghargai perbedaan keimanan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku berakhlak mulia. Kedua, penekanan life values yang penting untuk ditanamkan dan tidak hanya dikenalkan melalui Ilmu pengetahuan, kecakapan dan keterampilan.
“Kombinasi dua hal itu bisa didapatkan mahasiswa sekarang ini melalui program-program Kampus Merdeka yang sudah diikuti oleh lebih dari 420 ribu mahasiswa di seluruh Indonesia,” jelas Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim.
Nadiem berharap forum ini dapat menghasilkan gagasan brilian dan aksi nyata yang akan mendukung pengembangan konsep IDCP untuk melahirkan generasi muda yang cerdas berkarakter.
Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam mengungkapkan bahwa konsep IDCP lahir atas masukan membangun dari berbagai kalangan masyarakat terkait pendidikan tinggi.
“Selama ini pendidikan tinggi banyak mendapatkan kritik karena perguruan tinggi dirasa terlalu menekankan pada ranah kognitif tetapi kurang menaruh perhatian untuk penguatan ranah afektif. IDCP dikembangkan berdasarkan hasil diskusi dan refleksi yang cukup panjang serta didasari pada keprihatinan terkait isu tersebut yang dianggap kurang mengembangkan karakter, soft skill, serta attitude mahasiswa,” tutur Nizam.
Nizam menyebut konsep IDCP yang menekankan pada pengembangan soft skill dan karakter sejalan dengan upaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk melahirkan pelajar Pancasila. Untuk itu, dirinya berharap konsep ini dapat diwujudkan melalui pembelajaran di perguruan tinggi.
“Tugas kita untuk mewujudkan IDCP ke dalam suatu aksi nyata, tidak hanya sekadar konsep abstrak tetapi menjadi suatu idealisme yang mewarnai pembelajaran di perguruan tinggi dengan penguatan karakter mahasiswa yang memiliki karakter pelajar Pancasila,” tutur Nizam.
Seminar ini terdiri dari tiga panel dengan topik bahasan yang berbeda, yakni US Experience of Character Education in Higher Education, Best Practice IDCP Infusion in Higher Education, dan IDCP-Based Learning Concept of Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Mengingat IDCP kini menjadi ruh bagi pendidikan tinggi, maka, perguruan tinggi memiliki peran untuk menyelesaikan persoalan dari pekerjaan rumah yang dihadapi lulusan, seperti, ketidaksiapan bersaing dalam tingkat komunitas masyarakat ekonomi ASEAN, ketidakmemadainya skill, persoalan kemampuan pengetahuan maupun skill yang tidak mencukupi karena tingkah laku, nilai spiritual, serta melawan tiga masalah besar yang dihadapi yakni intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual. IDCP dibagi dalam cluster Spiritual Values, Core Values, Scientific Values, Sosial Values, dan Contemplative values.
MBKM Kampus Mengajar membuka kesempatan mahasiswa untuk mengabdikan diri ke daerah 3T, membantu para guru dalam peningkatan kompetensi literasi, numerasi, dan memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Dengan adanya interkoneksi MKBM dengan IDCP, lulusan diharapkan dapat menjalankan prinsip hard work dan team work, serta memiliki etika kerja.
“MBKM akan memberikan keleluasaan bagi perguruan tinggi terhadap birokrasi, supaya membebaskan anak didik dalam mewujudkan passionnya,” ucap perwakilan Universitas Brawijaya Hendrawan.
Perwakilan Politeknik Negeri Malang Ludfi Djajanto, yang membahas IDCP-Based Learning Concept for Effective Implementation of MBKM berkata, “Sangat penting sekali ketika kita infuse idcp, maka dua hal ini yang harus kita perhatikan, yaitu keteladanan dosen dan akademik tradition yang harus kita benar-benar ubah.”
Sebagai salah satu perguruan tinggi yang mengimplementasikan nilai ICDP ke dalam kurikulum, Politeknik Manufaktur Bandung telah menginfusi nilai ICDP ke dalam mata kuliah yang mempelajari Industrial Based Education.
“Para dosen yang melaksanakan kurikulum dengan implementasi ICDP ini, diberi kebebasan apa yang kira-kira cocok sesuai dengan kondisi mata kuliah, tanpa mengubah kurikulum,” kata perwakilan Politeknik Manufaktur Bandung Ismed Ilyas saat memaparkan materi Best Practices IDCP Infusion in Higher Education.
Dosen berperan dalam penerapan karakter dan penyelesaian masalah pada pada mata kuliah akhir. Maka ketika mereka lulus, mereka akan ingat betul bagaimana transformasi sampai kepada pekerja yang sukses.
“Dengan menciptakan cara-cara yang menjadi kebiasaan, tentu peran dosen di perguruan tinggi tidak sekedar menjadi orang yang mentransfer ilmu, tapi juga mentransformasi kehidupan itu sendiri,” ucap perwakilan Institut Pertanian Bogor Adil Basuki.
Untuk mencapai tujuan yang mengacu pada rancangan sistem pendidikan, dibutuhkan banyak hal dan kolaborasi berbagai pihak dengan beragam komponen, manajemen, dosen, mahasiswa dan bidang di kementerian melalui kebijakan fasilitasi berbagai pedoman yang diformulasikan. Semua hal tersebut akan berlanjut pada implementasi yang memerlukan kolaborasi berbagai pihak.
“Tujuan pendidikan nasional adalah membangun SDM berakhlak mulia dengan karakter detail di dalamnya,” jelas Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Sri Gunani Partiwi.
(YH/DZI/FH/DH/NH/SH/MSF)
Humas Ditjen Diktiristek
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman : www.diktiristek.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Diktiristek
E-Magz Google Play : G-Magz
Tiktok : Ditjen Dikti