close

Program Kampus Merdeka Ajak Mahasiswa Indonesia menjadi SDM Kreatif dan Adaptif

Jakarta (02/07/2021) – Ilmu dan kompetensi berubah dengan sangat cepat seperti selama pandemi ini kebijakan yang dilakukan harus siap dengan perubahan setiap saat. Dinamika dibutuhkan
untuk bisa fleksibel dan kreatif dalam menghadapi perubahan. Untuk itu kesempatan untuk belajar 3 semester di luar program studi ini bisa dimanfaatkan melalui mengambil mata kuliah yang tersedia di prodi.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbudristek, Nizam pada Webinar Sosialisasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka. “Oleh karena itu mahasiswa harus mempunyai kapasitas baru untuk menjadi SDM di masa depan yang siap untuk berpengalaman hari ini dan merancang di hari esok. Kita tidak bisa hanya mengacu pada text book cara belajar kita selama ini. Oleh karena itu, kita perlu menyiapkan SDM unggul yang menguasai berbagai bidang keilmuan, siap berkolaborasi lintas disiplin keilmuan, dan siap jadi penyelesai berbagai permasalahan yang kompleks,” jelasnya.

Nizam katakan dalam Kampus Merdeka, berbagai kegiatan di luar kampus disiapkan oleh perguruan tinggi secara nasional dan bisa diakses oleh mahasiswa dari Sabang sampai Merauke. Namun demikian, ini tidak berarti kita mengambil alih peran perguruan tinggi sama sekali tetapi justru menjadi satu platform untuk menjadi contoh berjalannya program Kampus Merdeka.

Sebagai salah satu Program Kampus Merdeka, Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) adalah menyiapkan generasi penerus Indonesia yang harus belajar dari satu sama lain untuk memperkuat persatuan bangsa. Dengan Pertukaran Mahasiswa Merdeka, jumlah kesempatan pertukaran pelajar dalam negeri meningkat secara besar, dari 200 mahasiswa per tahun di tahun-tahun sebelumnya menjadi 20.000 lebih mahasiswa di tahun 2021.

“Harapan sebenarnya adalah mahasiswa dapat melaksanakan program ini secara luring, dengan menikmati suasana di berbagai daerah, tetapi pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kondisi pandemi saat ini. Pendaftaran PMM diperpanjang sampai dengan tanggal 5 Juli 2021 pukul 23.59 WIB untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa yang tadinya mengkhawatirkan pandemi Covid-19,” tambah Nizam.

Selaras dengan yang disampaikan Nizam, Ketua Sub Pokja Pertukaran Mahasiswa Merdeka Andi Ilham Makhmud menyampaikan, “Kebijakan perpindahan mahasiswa akan disesuaikan dengan kebijakan penanganan pandemi Covid-19 oleh pemerintah pusat dan/atau daerah, universitas penerima maupun universitas asal. Mekanisme pertukaran secara daring sudah disiapkan sebagai alternatif program jika perpindahan secara luring dibatasi”.

Baca Juga :  Gandeng Universitas dari Finlandia, ITS Melangkah Menjadi 6G Ambassador

Dengan diperpanjangnya waktu pendaftaran Pertukaran Mahasiswa Merdeka hingga 5 Juli 2021 diharapkan melalui Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, para mahasiswa bisa merasakan belajar di universitas lain, bertujuan untuk membuka ruang pertemuan bagi mahasiswa untuk berjumpa, bercerita, dan berbagi.

Program Kampus Mengajar sangat relevan dengan mahasiswa di dengan prodi Pendidikan, tetapi tidak menutup juga bagi mahasiswa dari prodi lain untuk mengikuti program ini. SDM unggul hanya dapat tercapai apabila para pemuda peduli dengan lingkungannya dan proaktif berbagi ilmu kepada generasi selanjutnya.

“Pada tahun 2021, puluhan ribu mahasiswa mengabdi di ribuan sekolah melalui Kampus Mengajar, sebanyak 35.000 lebih Mahasiswa Mengajar dari 360 lebih perguruan tinggi dengan penempatan 4.800 lebih di sekolah dasarr dan 375 lebih di sekolah menengah pertama yang tersebar di 34 provinsi,” sambung Nizam.

Semua kesempatan kegiatan yang dibuat Kemendikbudristek mendapat jaminan 20 SKS sesuai dengan Kepmen No. 75P tahun 2021, biaya hidup dan beasiswa dari LPDP. Program ini terbuka untuk semua mahasiswa dari PTN dan PTS dari seluruh Indonesia. “Selamat mengikuti program Kampus Merdeka untuk menjadi SDM kreatif, adaptif, dan komprehensif keilmuannya. Saatnya mahasiswa Indonesia menciptakan sejarah sebagai generasi yang peduli terhadap kelangsungan pembelajaran bagi generasi berikutnya,” tuturnya.

“Menghadirkan mahasiswa sebagai bagian dari penguatan pembelajaran literasi dan numerasi di SD dan SMP seluruh Indonesia menjadi mitra guru dan sekolah dalam melakukan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran. Mahasiswa akan ditempatkan di SD dan SMP sedekat mungkin dengan wilayah domisili mahasiswa dan mobilitas perpindahan dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Batas pendaftaran Kampus Mengajar Angkatan 2 ini pada tanggal 5 Juli 2021,” ungkap Ketua Sub Pokja Kampus Mengajar, Wagiran.

Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka mendapat respons bukan hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri yang tertarik dengan konsep yang dicanangkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

“Kita melihat tidak ada diskriminasi antara perguruan tinggi negeri dan swasta; semua diberikan kebebasan dan diberikan perlakuan yang sama oleh pemerintah untuk mengikuti program Kampus Merdeka ini. Oleh sebab itu pada kesempatan ini kami ingin mengajak kepada seluruh mahasiswa Indonesia apa yang disampaikan tadi oleh Pak Dirjen Dikti Kemdikbudristek dan juga oleh Para Ketua Sub Pokja Kampus Mengajar dan Pertukaran Mahasiswa Merdeka. Kampus Merdeka tentu memberikan kesempatan 20 SKS, saya kira ini juga akan meningkatkan kompetensi tambahan dari mahasiswa kita,” ungkap Ketua ALPTK Negeri Indonesia Ganefri.

Baca Juga :  Wisuda Perdana Joint Degree, Tujuh Mahasiswa ITS Direkrut Shipbuilder Korsel

Ganefri melanjutkan, kampus tidak hanya dibatasi oleh dinding-dinding kampus, tidak hanya di kampus-kampus, tapi kampus sesungguhnya adalah kampus kehidupan. Kampus kehidupan adalah kampus yang ada di masyarakat, kampus yang nyata, kampus yang betul-betul berdimensi dan berkehidupan bermasyarakat.

“Merdeka Belajar Kampus Merdeka itu pasti keren. Oleh karena itu saya berbagi apa yang bisa kami lakukan di LPTK Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Sesungguhnya MBKM itu basisnya adalah adaptif dan progressive learning, yang memberikan satu kesempatan kepada mahasiswa untuk menyiapkan calon guru yang adaptif, menjadi guru yang progresif, guru yang bisa bekerja dengan era disrupsi, guru yang progresif itu yang guru yang maju, guru yang bukan hanya unggul tapi guru yang bisa merasa bernilai. Pilar pendidikan dalam pembelajaran, yang paling baik dalam learning to do dengan learning to live together itulah yang nanti akan menjadi pembela kampus merdeka atau kampus kehidupan,” ungkap Ketua ALPTK PT Muhammadiyah, Harun.

Menurut Harun sesungguhnya kemerdekaan belajar sebagaimana di dicanangkan oleh Ki Hajar Dewantara. Sesungguhnya hakikat pendidikan adalah untuk memartabatkan kehidupan dan memanusiakan manusia atau itulah hakekat dari Kampus Merdeka, dan Kampus Merdeka sebagai kampus kehidupan sebagai kampus kehidupan mengantarkan mahasiswa menjadi sosok-sosok yang bisa mempertahankan kehidupannya.

Webinar Sosialisasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka menghadirkan juga Wiriadi Wisono dari Universitas Pattimura, alumni Program Permata Sakti serta Tirza Devayanti Aronggear dari Universitas Pendidikan Ganesha. Alumni Program Kampus Mengajar yang berbagi pengalaman inspiratif. Para alumni mengajak para mahasiswa sekarang untuk mengikuti Program Kampus Mengajar Angkatan 2 dan Pertukaran Mahasiswa Merdeka yang akan ditutup pada tanggal 5 Juli 2021.
(YH/DZI/FH/DH/NH/AK)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman : www.dikti.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Dikti
E-Magz Google Play : G-Magz
Tiktok : Ditjen Dikti