Peluncuran Batch II Program Mengajar Dari Rumah dan Gerakan Mengubah Perilaku
Jakarta – Program Mengajar Dari Rumah (MDR) pada beberapa waktu silam, dimana para mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia berkontribusi secara sukarela untuk membantu kegiatan belajar mengajar siswa/i PAUD hingga SMP yang mengalami kendala dalam pelaksanaan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Kini, program tersebut diadakan kembali untuk Batch II dan beriringan dengan Kegiatan Mengubah Perilaku untuk mengedukasi masyarakat terkait pencegahan penularan Covid-19.
Dalam acara yang bertajuk “Mengajar Dari Rumah & Gerakan Mengubah Perilaku” ini, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam, menyampaikan bahwa program tersebut merupakan salah satu bentuk dari cara bersyukur dalam menghadapi pandemi dengan tetap memberikan yang terbaik untuk diri sendiri serta masyarakat di lingkungan sekitar. Melalui program ini pula, para mahasiswa relawan turut serta dalam memperjuangkan kemajuan pendidikan di Indonesia.
“Saya yakin mahasiswa dan alumni Bidikmisi sangat sadar arti dan manfaat arti pendidikan, terutama pendidikan tinggi, dan tentu akan menjadi modal sangat penting untuk membangun Indonesia yang maju. Demi melahirkan generasi unggul dan membuat kedaulatan Indonesia di dalam teknologi, dalam seni, serta membangun bangsa yang berbasis pada SDM yang unggul,” kata Nizam pada Jumat (16/10).
Lebih lanjut Nizam menjelaskan para relawan ini nantinya akan membantu para guru untuk mengajar siswa/i yang berada di lingkungan sekitar relawan agar proses belajar dapat berjalan kembali dengan baik. Adapun yang diajarkan kepada pelajar nantinya beragam, mulai dari belajar membaca, belajar matematika, hingga ilmu pengetahuan lainnya. Berbeda dari batch sebelumnya, pada batch kali ini seluruh relawan juga diminta oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 untuk membantu mengedukasi dan mengubah perilaku masyarakat mengenai 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
“Sangat sederhana mengubah perilaku ini, ketika bertemu dengan orang lain, kita memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan jika kita berinteraksi dengan orang lain, memegang barang yang dipegang oleh banyak orang. Itu hal yang sangat sederhana, tapi jika dilakukan terus menerus tanpa mengenal lupa, tanpa mengenal lelah, maka pandemi ini akan segera berakhir. Pesan tadi mohon bisa dibawa di lingkungan relawan sekalian,” pesan Nizam dalam acara yang diselenggarakan secara virtual ini.
Pada Agustus 2020, angkatan pertama relawan mengajar dari rumah (MDR) dilakukan dengan mengajar disekitar lingkungan RT, RW, kampung, hingga desa. Pembelajaran yang dilakukan oleh para relawan dimulai dari pembelajaran literasi, numerasi dan kesenian. Dari Keberhasilan tersebut dan menurut data yang ada, banyak dari mahasiswa ingin melanjutkan dharma baktinya. Oleh karena itu program relawan mengajar dari rumah memasuki angkatan kedua.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam sambutannya menyampaikan rasa kagum dan bangga kepada relawan mengajar dari rumah, karena ditengah keterbatasan sudah berjiwa besar dan tanpa pamrih membantu masyarakat dengan cara mengajar dari rumah, mengurangi beban para murid, guru, dan orang tua dengan cara memastikan pembelajaran tetap berlangsung di masa pandemi ini. Selain mengajar, relawan juga membantu dalam menjaga kesehatan mental para murid, oleh karena itu semoga semua upaya relawan dapat terbalaskan dengan kebahagiaan.
“Pada angkatan kedua ini, rekan-rekan akan membawa misi dari satuan tugas Covid-19 untuk mengubah perilaku. Mengingatkan masyarakat untuk menjalankan protokol 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun. Semoga rekan-rekan dapat membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat agar budaya baru untuk hidup sehat dan saling jaga bisa kita tanamkan,” pesannya.
Sementara itu, Ketua Satgas Covid-19 Nasional, Doni Monardo menyampaikan bahwa saat ini Satgas Covid-19 memiliki program untuk mengupayakan sosialisasi tentang perubahan perilaku. Program ini sangat penting karena berdasarkan hasil survei badan pusat statistik (BPS) pada tanggal 14 hingga 21 september lalu, terdapat 17% dari 270 juta penduduk Indonesia atau setara dengan 44,9 juta orang yang merasakan tidak mungkin terpapar Covid-19. Hal tersebut harus dibenahi dan disosialisasikan agar tidak meningkatnya jumlah korban akibat Covid-19. Oleh karena itu, masalah tersebut merupakan tanggung jawab bersama untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa Covid-19 ada dan nyata, bukan sebuah konspirasi.
Doni menjelaskan bahwa menaati protokol kesehatan tidak dapat dilakukan secara parsial, maka dari itu ketentuan tentang protokol kesehatan harus dilakukan sepanjang waktu dan sepanjang hari. Dengan cara menaati 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun. Selain ketiga hal tersebut, kita harus meningkatkan keimanan sesuai kepercayaan masing-masing, hal ini sangat penting karena keyakinan untuk berserah diri kepada Tuhan dapat menjadi upaya meningkatkan imunitas tubuh.
“Apresiasi yang sangat besar diberikan kepada seluruh pihak, terutama kepada mahasiswa dan alumni bidikmisi yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam program mengajar dari rumah dan juga melakukan gerakan mengubah perilaku. Maka dari itu, selamat berjuang kepada mahasiswa dan alumni bidikmisi, termasuk semua komponen yang telah bekerja keras selama ini untuk membantu pemerintah dalam menangani Covid-19,” pungkasnya.
Senada dengan Doni, Syaiful Huda, Ketua Komisi X DPR RI kerap memberikan apresiasi kepada Ditjen Dikti dan Kemendikbud atas inisiatifnya dalam memfasilitasi para pelajar yang mengalami kendala dalam melakukan metode PJJ. Ia mengakui bahwa pandemi ini membawa kesulitan bagi beberapa orang tua murid dalam mendampingi pembelajaran dari rumah. Melalui program ini, setidaknya kualitas pendidikan di Indonesia tetap terjaga meskipun dihadapkan oleh pandemi.
“Inisiatif ini semoga semakin menyempurnakan dalam rangka kita menuju dan keluar dari pandemi Covid-19. Tuntutan belajar yang sudah memasuki sembilan bulan, evaluasi kami di beberapa tempat membuat orang tua semakin sulit membagi waktu untuk membantu selalu anaknya secara langsung. Karena itu, kesediaan waktu para relawan, dedikasinya, betul-betul sangat membantu dalam proses menjaga kualitas pendidikan di tengah-tengah pandemi,” pungkasnya.
Dalam acara kali ini, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Paristiyanti Nurwardani juga menyerahkan apresiasi kepada tiga terbaik volunteer MDR batch 1 yang diwakili oleh Ketua Umum BPP Permadani Diksi Nasional Rizal Maula.
(YH/DZI/FH/DH/NH/MFS/VAL/YJ/ITR)
Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan