Mendiktisaintek: Pertumbuhan Ekonomi Dimulai dari Perguruan Tinggi
Jakarta-Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto mendorong perguruan tinggi sebagai sumber penelitian dan inovasi industri, seperti yang terjadi pada negara berpenghasilan tinggi. Hal ini disampaikannya saat memberikan paparan dalam forum International Conference on Infrastructure (ICI) 2025, Kamis (12/6).
Tidak ada bangsa yang bisa mendorong pertumbuhan tanpa industri yang kuat. Industri tidak akan tumbuh tanpa riset dan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dari perguruan tinggi. Hal tersebut ditegaskan Menteri Brian saat hadir pada acara tersebut.
Sesuai arahan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) menuju visi Indonesia Emas 2045, terdapat sejumlah indikator terkait pembangunan manusia yang disampaikan oleh Menteri Brian. Antara lain adalah meningkatkan pendapatan per kapita menjadi sama dengan negara berpenghasilan tinggi, menurunkan jumlah masyarakat miskin secara signifikan, meningkatkan kepemimpinan dan pengaruh dunia internasional, serta meningkatkan daya saing SDM. Keempat indikator SDM unggul ini harus dicapai pada atau sebelum tahun 2045.
“Visi Presiden dan Wakil Presiden RI ini relevan dengan bagaimana kita bisa mengadopsi sains dan teknologi untuk meningkatkan sektor ekonomi di negara kita,” jelas Menteri Brian.
Menteri Brian menjelaskan sejak tahun 2000, pertumbuhan ekonomi terbesar didorong oleh inovasi dan teknologi. Berkaca dari hal tersebut, diperlukan rencana strategis dengan kolaborasi intensif bersama industri dan perguruan tinggi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi di atas angka 8% pada masa kini. Sumber pertumbuhan ekonomi di negara berpenghasilan tinggi seperti Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok berasal dari penelitian dan inovasi yang dilakukan di perguruan tinggi. Contohnya, Samsung Electronics dari Seoul National University, serta Mitsubishi dari University of Tokyo. Menteri Brian mendorong implementasi skema ini di Indonesia.
Selain itu, Menteri Brian juga menekankan bahwa pemerintah daerah perlu juga mengikutsertakan para ahli dari perguruan tinggi setempat untuk meningkatkan kinerja daerah. Hal ini juga dapat meningkatkan peran peneliti sesuai kemampuan mereka.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, data dari World Development Report 2024 menunjukkan bahwa Indonesia masih harus meningkatkan kapasitas risetnya sebanyak sekitar 10 kali lipat, yakni menyediakan sekitar 4.000 peneliti untuk setiap 1 juta masyarakat, supaya bisa setara dengan kapasitas riset negara berpenghasilan tinggi.
“Keadaan negara sangat tergantung dengan bagaimana kita bisa memahami dan menciptakan sains dan teknologi untuk masyarakat kita. Semua ini terkait riset, inovasi, dan bagaimana kita menghasilkan SDM bermutu tinggi,” pungkas Menteri Brian.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif