close

Hasilkan Lulusan Problem Solver

Universitas PGRI Semarang menggelar Webinar dengan tema Pendidikan di Era New Normal, Senin (13/7/2020). Webinar yang dilakukan melalui daring ini menghadirkan narasumber plt. Dirjen Pendidikan Tinggi Kemdikbud, Nizam.

Dalam Webinar tersebut, Nizam menyampaikan pemerintah saat ini mendorong program Kampus Merdeka agar dapat diaplikasikan pada masa pandemi. Nizam berharap agar perguruan tinggi bisa beradaptasi dengan cepat terhadap situasi pandemi.

“Upaya yang kita lakukan untuk mengurangi penyebaran, tetapi di saat yang sama kita juga harus berpikir bagaimana ekonomi masyarakat tetap bisa bergerak. Maka dari itu kita harus bisa beradaptasi dengan cepat,” katanya.

Nizam katakan bahwa saat ini perhatian khusus berada pada bidang teknologi, karena dengan teknologi dapat mengubah peta kehidupan.

“Sekarang itu bukan politik, bukan ekonomi, tetapi driver utama yaitu teknologi. Karena perubahan teknologi bisa mengubah semuanya termasuk peta ekonomi. Sehingga dampaknya pada Kita sebagai manusia ini adalah ke lapangan pekerjaan yang mungkin ada yang hilang dalam 10 tahun kedepan. Akan tetapi ada peluang tercipta pekerjaan baru kalau kita kreatif dan inovatif,” ujarnya.

Baca Juga :  Mahasiswa ITS Rancang Kasur Cerdas Pendeteksi Sleep Apnea

Nizam memprediksi akan terdapat 27 sampai 46 juta lapangan pekerjaan baru yang lahir menggantikan pekerjaan yang hilang tersebut.

“Akan lebih banyak yang bisa diciptakan asal kita kreatif dalam mengembangkan kompetensi kita, anak-anak kita, terutama untuk mereka bisa survive
selama ini,” jelasnya.

Dikatakan Nizam saat ini perguruan tinggi masih bermasalah dengan link and match di dunia kerja. Para lulusan perguruan tinggi belum siap untuk memasuki dunia kerja yang menyebabkan akhirnya tidak siap kerja. Hal ini karena ada mata rantai yang putus, yang menyebabkan permasalahan tersebut.

“Ada link yang hilang. Link ini yang selama ini kita sebut dengan link and match. Sampai sekarang pun kita masih sering mendengarkan keluhan dari dunia kerja lulusan perguruan tinggi belum siap, kita perlu melakukan revolusi industri 4.0,” tuturnya.

Baca Juga :  Bupati Tapanuli Utara Pastikan Data Desa Presisi Sebagai Data Strategis dalam Perencanaan Pembangunan

Nizam jelaskan berdasarkan dokumen dari World Economy Forum yang terbit di awal tahun 2020 ini, dalam Education 4.0 terdapat 8 kompetensi penting yang harus di kuasai oleh mahasiswa. Antara lain adalah wawasan global. Kemudian kemampuan untuk berinovasi dan kreatif, kemampuan untuk menguasai teknologi,
interpersonal skill sangat penting, kemampuan untuk berkolaborasi, kemampuan kepemimpinan (leadership), kemudian dari sisi pendidikan harus memberikan akses yang inklusif bagi semua.

Lanjut Nizam, dalam menghadapi permasalahan yang kompleks, diperlukan cara mendidik mahasiswa agar menjadi problem solver. Kecakapan tersebut menurutnya didapat saat dihadapkan pada beberapa permasalahan.

“Itulah semangat dari Kampus Merdeka pada dunia nyata, sehingga mahasiswa akan terpicu untuk bisa menyelesaikan, merumuskan masalah sampai ke akar masalahnya, dan menyelesaikan masalah tersebut berdasarkan ilmu pengetahuan yang dikuasai,” imbuhnya. (YH/DZI/FH/DH/NH/EGA)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan