Dirjen Dikti: Kampus Berdampak Menjawab Realitas Sosial
Bireuen-Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Khairul Munadi dalam Seminar Nasional bertajuk “Inovasi Manajemen Sekolah dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”, menekankan pentingnya peran kampus sebagai motor solusi sosial, yang menghubungkan tridarma perguruan tinggi dengan kebutuhan nyata di masyarakat, Rabu (4/6).
“Perguruan tinggi tidak lagi cukup berperan sebagai pusat pengembangan ilmu semata. Dalam era disrupsi dan tantangan sosial yang semakin kompleks, kampus dituntut hadir memberikan solusi di tengah masyarakat,” ungkap Dirjen Khairul pada acara yang digelar bersamaan dengan pengukuhan pengurus Ikatan Sarjana Magister Administrasi Pendidikan Indonesia (ISMAPI) Provinsi Aceh periode 2025–2029 ini.
Dirjen Dikti, Khairul Munadi menegaskan bahwa konsep “Kampus Berdampak” mengacu pada perguruan tinggi yang tidak hanya menghasilkan pengetahuan, tetapi juga menjadi penggerak solusi konkret bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
“Melalui Gerakan Kampus Berdampak, kami mendorong agar perguruan tinggi tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menghadirkan solusi. Tridarma tidak boleh berhenti di ruang kelas atau dalam pagar kampus, tetapi harus menyambung dengan realitas sosial,” ujar Dirjen Khairul pada acara yang dihadiri lebih dari 300 peserta, yang terdiri atas akademisi, mahasiswa, dan praktisi pendidikan dari berbagai wilayah Aceh, khususnya Kabupaten Bireuen.
Senada dengan hal tersebut, Sekretaris Jenderal ISMAPI Pusat, Arwildayanto, dalam paparannya menyatakan bahwa transformasi manajemen pendidikan tinggi yang inovatif menjadi kunci penting untuk menghadapi tantangan global dan menyambut bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.
“Sekolah tidak cukup hanya menjadi tempat transfer ilmu, tetapi juga harus menjadi pusat pengembangan karakter, kepemimpinan, dan literasi masa depan,” ungkap Dirjen Dikti, Khairul Munadi.
Pada kesempatan yang sama, dilakukan pula pengukuhan pengurus ISMAPI Provinsi Aceh oleh Sekjen ISMAPI Pusat. Rektor Universitas Almuslim, Marwan terpilih sebagai Ketua ISMAPI Aceh periode 2025–2029. Dalam sambutannya, ia menyampaikan komitmen ISMAPI Aceh siap menjadi mitra strategis pemerintah daerah dan satuan pendidikan dalam meningkatkan kualitas tata kelola serta manajemen pendidikan di wilayah Aceh.
“Pengurus ISMAPI Aceh akan segera merancang program kerja yang berfokus pada pelatihan kepemimpinan kepala sekolah, penguatan riset di bidang manajemen pendidikan, serta pendampingan transformasi digital di lingkungan sekolah,” jelas Marwan.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar inovasi manajerial tidak berhenti di tataran wacana, tetapi benar-benar terimplementasi dan memberi dampak nyata pada mutu layanan pendidikan.
Seminar ditutup dengan sesi tanya jawab yang menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis, antara lain penguatan otonomi dan tata kelola sekolah, peningkatan mutu pendidikan tinggi, serta sinergi antara lembaga pendidikan, pemerintah daerah, dan dunia industri.
“Pendidikan yang bermutu lahir dari ekosistem yang tertata, di mana otonomi kelembagaan, kepemimpinan akademik, dan kolaborasi lintas sektor berjalan seiring membentuk fondasi kemajuan bangsa,” ujar Arwildayanto.
Menutup acara, Dirjen Khairul mengutip perkataan Ki Hajar Dewantara, seraya mengajak pemerintah daerah untuk menjadikan perguruan tinggi sebagai ladang untuk mengamalkan ilmu dalam menyelesaikan berbagai persoalan di masyarakat.
“Pendidikan itu memerdekakan, dan ilmu harus membawa keberkahan, hal ini penting agar kita bisa menjadi insan yang tak hanya merdeka tetapi juga melihat bahwa ilmu adalah hal yang harus diamalkan agar membawa berkah,” pungkasnya.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif