ITS Hadirkan Ohau, Air Purifier Alami Berbasis Mikroalga
Presentasi produk Ohau di ITB yang diwakili oleh Kepala Departemen Desain Produk Industri ITS Bambang Tristiyono ST MSi
Kampus ITS, ITS News — Dosen dan mahasiswa dari Departemen Desain Produk Industri (Despro) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menciptakan air purifier alami yang memanfaatkan mikroalga sebagai penyaring utama bernama Ohau. Hasil produk ini berhasil diciptakan atas dukungan langsung dari ITS dan mitra perusahaan yakni Panasonic.
Kepala Departemen Despro ITS Bambang Tristiyono ST MSi menyatakan, produk ini dilahirkan sebagai upaya ITS untuk mengurangi potensi pencemaran udara di dalam ruangan. Dilansir dari World Health Organization (WHO), setiap tahunnya sekitar 3,2 juta orang mengalami kematian prematur yang disebabkan oleh penyakit yang terkait dengan pencemaran udara di dalam ruangan. “Hal tersebut dapat terjadi karena zaman ini produktivitas di dalam ruangan lebih besar daripada di luar ruangan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Bambang memaparkan bahwa solusi dari permasalahan tersebut tentunya menghadirkan air purifier dalam ruangan. Namun, ia menambahkan bahwa mikroalga merupakan salah satu aspek yang dapat mendorong performa penyaringan udara pada air purifier di pasar. “Dalam sebuah penelitian, mikroalga dapat menyerap 10 hingga 15 kali lipat karbon dioksida (CO2) dibandingkan tanaman darat,” paparnya.
Berkolaborasi dengan Departemen Biologi dan Teknik Elektro ITS juga, produk ini ditujukan untuk pengguna yang tinggal di daerah berpolusi dengan iklim panas. Selain itu, lingkungan ruangan yang memiliki sirkulasi udara buruk dan pengguna pendingin ruangan disarankan oleh Bambang untuk memiliki produk tersebut.
Bambang berharap produk yang bermanfaat ini dapat dikembangkan lebih jauh lagi dari segi fungsi dan estetikanya. Ia juga berharap untuk bisa mendapatkan dukungan yang kuat dari segenap sivitas akademika ITS dan mitra perusahaan lainnya, khususnya Panasonic. “Semoga karya seperti ini bisa dikembangkan lebih baik dan dapat diproduksi secara massal,” harapnya. (HUMAS ITS)