IPB University Jalin Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur
IPB University menjalin kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur terkait pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pengembangan sumberdaya manusia. Nota kesepahaman kerjasama ditandatangani Rektor IPB University, Prof Arif Satria bersama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Kampus IPB Dramaga, Bogor, (22/1).
Dalam sambutannya, Prof Arif mengatakan bahwa tugas IPB University menghasilkan lulusan dan inovasi yang unggul di bidang pertanian. Menurutnya, inovasi yang dihasilkan oleh IPB University membutuhkan scale up agar bisa punya daya jangkau yang lebih luas. “Kita sekarang terus kembangkan untuk industri 4.0. Yaitu percepatan untuk tranformasi pertanian di Indonesia agar bisa segera beradaptasi dengan teknologi terkini yang lebih bijak supaya tidak menyisakan masalah sosial,” terangnya.
Prof Arif, lebih lanjut, memperkenalkan One Village One CEO (OVOC) yang merupakan salah satu program inovasi ekosistem bisnis perdesaan berbasis pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Kegiatannya terdiri dari fasilitasi lahan, permodalan, pendampingan, teknologi dan kemitraan pasar dengan offtaker yang akan membentuk ekosistem terintegrasi dari hulu sampai hilir.
Ia mengatakan OVOC sudah dikembangkan di 53 desa di Jawa Barat dan tahun ini akan ditambah lagi menjadi 100 desa di seluruh Indonesia. “Alhamdulillah di Jawa Timur ingin dikembangkan OVOC juga untuk penguatan BUMDes. Dengan ini, banyak produk yang dapat diolah menjadi produk yang memiliki added value. Harapannya OVOC menjadi pusat pertumbuhan baru di Indonesia yang dapat menambah kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Mendengar hal itu, Khofifah Indar Parawansa ingin mengembangkan OVOC di Jawa Timur. Ia mengatakan raw material yang dimiliki oleh masing-masing daerah di Jawa Timur berpotensi untuk dikembangkan dan akan menjadi bagian dari pentingnya CEO di masing-masing desa Menurutnya, OVOC ini sesuatu yang akan menghasilkan inovasi dan kreativitas baru bagi pimpinan BUMDes.
“Artinya kami sangat serius untuk mengintervensi penguatan dan kemandirian desa termasuk BUMDes. Ada inovasi yang terkait tentang hilirisasi ini menjadi bagian yang penting. Jangan mengekspor raw material. Jadi lakukan hilirisasi lalu diekspor maka akan mendapat nilai tambah produk yang lebih besar,” tuturnya. (dr/Zul)