Dosen FTUI dan Komunitas 3bee Latih 100 Peternak Lebah Urban
Sejumlah dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) bekerja sama dengan Komunitas 3bee menjalankan program pengabdian masyarakat (pengmas) dengan menjalankan terobosan pelatihan daring tentang cara beternak lebah urban. Tim Pengmas FTUI yang diketuai oleh Dr. Muhamad Sahlan ini mengedukasi tak kurang dari 100 peserta agar mampu mengolah madu dan propolis sehingga dapat memberikan manfaat bagi rumah tangga. Pelatihan dilakukan secara daring pada 29 November 2020, diikuti secara antusias oleh para peserta yang berlokasi di Aceh, Sumatera Barat, Jawa, Sulawesi Selatan, hingga Nusa Tenggara Timur.
Menurut Dr. Sahlan, di masa pandemi COVID-19 ini, ketahanan kesehatan rumah tangga sangat penting. Oleh sebab itu, ia dan tim merancang program pengmas untuk membina masyarakat agar mampu menjalankan budidaya lebah urban (urban bee), yang mudah diternakkan di skala rumah tangga. ”Lebah ini memiliki keistimewaan, karena selain menghasilkan madu, lebah ini juga mampu menghasilkan propolis. Madu dan propolis sangat baik untuk kesehatan karena dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Beberapa laporan menunjukkan bahwa madu dan propolis telah terbukti dapat melawan COVID-19, secara klinik madu dan propolis telah sampai pada uji klinik fase 3 dan 2,” ujar Dr. Sahlan, yang juga merupakan Manajer Riset dan Pengabdian Masyarakat di FTUI.
Dr. Sahlan juga mengungkapkan, dengan adanya pelatihan ini, masyarakat memperoleh pengetahuan untuk mengolah propolis sederhana pada skala rumah tangga. Dengan demikian, dapat membantu masyarakat memanfaatkan propolis yang banyak terbuang pada proses pemanenan madu oleh petani lebah mikro. Pelatihan daring dilakukan dengan metode daring, berupa presentasi dan tanya jawab, serta pemutaran video. Dikatakan Dr. Sahlan, ia dan tim juga melakukan inovasi berupa pelatihan yang menggabungkan video dan wawancara.
Menurutnya, ”Proses pelatihan diawali dengan cara pemutaran video teknik beternak lebah urban serta bagaimana mengolah madu dan propolisnya, dilanjutkan dengan ditanggapi oleh moderator secara langsung, kemudian dijelaskan lebih rinci oleh para narasumber. Peserta juga dapat bertanya kepada narasumber via moderator. Peserta antusias mengikuti pelatihan daring ini, karena kegiatan berlangsung cukup interaktif.”
Fatma, salah seorang peserta pelatihan dari Kupang, mengatakan ”Metodenya cukup efektif seperti kita belajar secara langsung. Moderator memiliki pemahaman tentang topik pelatihan dan mampu memahami pertanyaan-pertanyaan peserta pelatihan secara cepat dan tepat. Dengan demikian, kami para peserta merasa terwakili oleh moderator dan dapat memahami materi yang disampaikan oleh narasumber.”
Yulia Desmon, peserta dari Padang, Sumatera Barat, mengatakan bahwa pelatihan ini juga sangat bagus dan bermanfaat untuknya.
”Kami berharap, kegiatan pengmas ini dapat menjadi sumbangsih sivitas akademika UI bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19 saat ini,” ujar Dr. Sahlan.