close

19 Mahasiswa UNPAR lolos Program IISMA 2021

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR). Sebanyak 19 mahasiswa UNPAR berhasil menjadi bagian dari putra putri terbaik Indonesia untuk kuliah di perguruan tinggi kelas dunia di luar negeri melalui program beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2021. 

Beasiswa IISMA merupakan bagian dari implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).  

Kepala Kantor Internasional dan Kerjasama (KIK) UNPAR Sylvia Yazid, Ph.D mengungkapkan bahwa sebanyak 19 mahasiswa yang lolos tersebut berasal dari beragam Program Studi di UNPAR. Dengan rincian Teknik Industri (Leonard), Manajemen (Patrick Steven), Akuntansi (Christovera Amelia), Ilmu Hukum (Kelly Sean), Ilmu Administrasi Bisnis (Bernadette Michelle Loan), Matematika (Jonathan Prasetyo Johan), dan Informatika (Teresa Magira Gontina) masing-masing 1 mahasiswa. Kemudian Hubungan Internasional dengan 9 mahasiswa (Calista Eleanor Randu Samagat, Yuliyanti Seva, Adzraa Shaffa Andira, Isyanti Rahamaya Eriyanto, Leala Dwimayantya, Yemima Shania Djayaputera, Jefferson Gunawan, Firya Dwi Alfiani, dan Valery Ivana Purnama) dan Teknik Sipil sebanyak 3 mahasiswa (Aurelia Krishna Adisaputro, Gilbert Gnaden Winarto, dan Sebastian Duto Pamuji).

Baca Juga :  Perkuat Ekosistem Riset Nasional, Ditjen Diktiristek, LPDP, dan UKICIS Luncurkan Program Pendanaan RISPRO UKICIS

“Dari 80-an (mahasiswa) yang menyatakan berminat, 37 mendaftar (kemudian) 31 (di antaranya) diwawancara dan 19 lolos. Kami berbangga sebaran Prodi dan sebaran Perguruan Tinggi Luar Negeri (PTLN) yang dituju sangat beragam. Ke depan KIK akan terus mendampingi proses persiapan keberangkatan,” tuturnya, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/6/2021).

Mereka yang berhasil meraih beasiswa IISMA tersebut adalah Leonard, Patrick Steven, dan Kelly Sean (Boston University); Calista Eleanor Randu Samagat (Hanyang University); Yuliyanti Seva (Korea University); Adzraa Shaffa Andira {Maastricht University}; Christovera Amelia (Nanyang Technological University); Jonathan Prasetyo Johan (National Taiwan Normal University); Teresa Magira Gontina (Prince of Songkla University).

Lalu Isyanti Rahamaya Eriyanto (Sapienza University of Rome); Leala Dwimayantya (The University of Edinburgh); Aurelia Krishna Adisaputro (Universiti Malaya); Yemima Shania Djayaputera (University of Leeds); Gilbert Gnaden Winarto (University of Strathclyde); Sebastian Duto Pamuj (University of Sussex); Jefferson Gunawan (University of York); dan Bernadette Michelle Loan, Firya Dwi Alfiani, dan Valery Ivana Purnama (Yonsei University).

Baca Juga :  Awardees IISMA Berbagi Wawasan dan Pengalaman Studi di Asia Lewat Talk Show Tales from Around the World

Diketahui bahwa Pemerintah menyiapkan kuota bagi 1.000 mahasiswa terbaik Indonesia untuk di luar negeri. Skema beasiswa untuk para mahasiswa akan berada di luar negeri selama satu maupun dua semester. Skema bantuan program IISMA mencakup semua komponen yang dibutuhkan para Mahasiswa.

Melansir laman resmi Kemendikbudristek, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbudristek Prof. Nizam juga menuturkan, program ini diharapkan dapat menjadi modal berharga mahasiswa untuk menapak jenjang karir dan mempersiapkan diri menjadi calon pemimpin bangsa yang berwawasan global.

“Kami berharap perguruan tinggi yang bergabung dalam program ini dari mitra global kita dapat bermitra dengan perguruan dalam negeri, kami harapkan perguruan tinggi yang mengirim mahasiswanya terlibat langsung dengan dunia internasional,” ujar Prof. Nizam.

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemdikbudristek Aris Djunaidi menuturkan, saat ini ada 73 perguruan tinggi dunia dari 31 negara yang bekerjasama sebagai mitra program beasiswa IISMA.“Di masa pandemi, memang ada 13 perguruan tinggi yang belum mengizinkan (perkuliahan tatap muka), tetapi 60 perguruan tinggi siap untuk menerima mahasiswa kita belajar ke sana. Targetnya 1000 mahasiswa. Di mana 60 perguruan tinggi tersebut sudah mengirimkan proposal dan protokol kesehatan yang harus ditempuh mahasiswa sebelum berangkat dan juga ada berbagai syarat tertentu,” kata Aris